Salam..
jumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan sedikit membahas tentang beberapa hal tentang gangguan psikologis, saya mengambil bahan tulisan ini dari refrensi yang saya punya yaitu Nevid, S. J., Rathus, S.S., & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal/Edisi Kelima/Jilid I alih bahasa Abnormal Psychology in a Changing Whorld/Fifth Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga
Fugue berasal dari bahasa latin fugere, yang berarti “melarikan diri” . kata fugitive (pelarian /buronan) memiliki asal kata yang sama. Fugue sama seperti amnesia “dalam pelarian”. Dalam fugue disosiatif, sebelumnya disebut fugue psikogenik, si penderita melakukan perjalanan secara tiba-tiba dan tanpa diduga sebelumnya dari rumah atau tempat kerjanya, ia tidak mampu mengingat kembali informasi personal yang sudah-sudah, dan menjadi bingung akan identitasnya atau mengasumsikan identitas yang baru(baik secara sebagian ataupun secara lengkap). Selain perilaku yang aneh ini,orang tersebut dapat terkesan “normal” dan tidak menunjukkan tanda-tanda lain dari gangguan mental. Orang tersebut mungkin tidak memikirkan tentang masa lalu, atau mungkin melaporkan masa lalu yang penuh dengan memori yang salah tanpa menyadari bahwa memori itu salah.
Bila orang dengan amnesia tampak berjalan-jalan tanpa tujuan,orang dalam tahap fugue bertindak lebih bertujuan. Beberapa tetap berada dekat dengan tempat tinggal mereka. Mereka menghabiskan siang hari di taman atau dibioskop, atau mereka menghabiskan malam hari di hotel menggunakan nama lain, biasanya hanya dengan sedikit atau tanpa kontak dengan orang lain saat berada pada tahap fugue. Namun identitas baru tersebut tidaklah lengkap serta mengembang dan kesadaran akan dirinya yang dulu dapat muncul dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari. Pola yang jarang terjadi adalah bila tahap fugue berlangsung selama beberapa bulan atau tahun serta mencakup perjalanan ke tmpat yang jauh dan asumsi akan identitas yang baru. Individu-individu ini dapat mengasumsikan sebuah identitas yang lebih spontan dan lebih mudah bersosialisasi dari pada dirinya yang dulu, yang biasanya “pendiaman” dan “biasa-biasa saja.” Mereka dapat membangun keluarga baru dan bisnis yang sukses. Meskipun kejadian ini terdengar agak aneh, tahap fugue tidak dianggap sebagai psikotik karena orang yang memiliki gangguan ini dapat berfikir dan berperilaku cukup normal-tentu, dikehidupan barunya. Hingga suatu hari, secara tiba-tiba kesadaran akan identitas masa lalunya muncul kembali dan mereka dibanjiri dengan memori lama. Pada saat itu, biasanya, mereka tidak mengingat kejadian yang muncul selama tahap fugue. Identitas barunya, kehidupan barunya-termasuk semua keterlibatan dan tanggung jawabnya hilang dari ingatan.
Fugue, seperti amnesia, relatif jarang terjadi dan diyakini hanya mempengaruhi 2 dari 1.000 orang dalam populasi umum. Gangguan ini paling banyak muncul dalam masa perang atau terbangkitkan karena adanya bencana maupun peristiwa lain yang sangat menekan. Hal yang utama disini adalah disosiasi dalam tahap fugue melindungi seseorang dari ingatan traumatis atau sumber pengalaman maupun konflik lain yang menyakitkan secara emosi.
Banyak hal atau kejadian yang bisa dikatakan Fugue ketika kita menjumpai kejadian-kejadian yang telah dijelaskan diatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H