Sudah tiga tahun lamanya saya berhenti melakukan pendakian. Pendakian terakhir saya lakukan di Gunung Lawu pada akhir tahun 2015 ketika pulang ke rumah si Mbah di Magetan. Setelah itu, saya berjanji pada ibu untuk tidak mendaki kembali, sebuah janji yang sudah lama ingin ibu saya dengar.
Hal ini dikarenakan ibu saya tidak pernah merasa tenang setiap anak putri nya ini meminta izin untuk mendaki gunung. Menurut beliau pendakian gunung adalah sebuah aktifitas yang beresiko tinggi.
Selain itu tas ransel yang tinggi dan berat itu yang harus selalu saya gendong selama pendakian membuat beliau selalu geleng-geleng kepala dan khawatir putrinya akan limbung ditengah jalan pendakian.Â
Dengan modal kepercayaan diri dan latihan fisik sebelumnya, saya pun memutuskan untuk ikut. Walaupun cuaca saat pendakian hujan sehingga tidak mendapatkan panorama kawah di Puncak Gede, namun tetap saja membuat saya menagih untuk melakukan pendakian-pendakian gunung lainnya.Â
Maka dari itu, persiapan seperti latihan fisik yang mencukupi, kebutuhan logistik yang mencukupi, penggunaan pakaian dan sepatu yang sesuai, serta pengetahuan akan jalur pendakian sangat diperlukan. Ingat untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap aktifitas pendakian.Â
Setalah vacuum selama 3 tahun dan berusaha keras untuk membuang jauh gambaran tentang gunung, hati dan pikiran saya seperti merajuk untuk segera bertemu dan merasakan "rasa" itu kembali. Sebuah rasa yang sulit dijelaskan yang baru bisa dirasakan ketika kita mengalaminya.Â
Berada di hamparan luas padang rumput di gunung dengan bernaungkan langit biru, awan putih yang mengarak, dan hangatnya matahari pagi adalah sebuah kemesraan bersama alam dalam bingkai kesederhaaan namun memberikan kedamaian dan kebahagiaan yang teramat sangat bagi jiwa ini.Â
Itulah rasa yang saya rindukan, rasa yang akhirnya berhasil saya jumpai kembali saat duduk terdiam di hamparan padang savanna Gunung Merbabu. Sebuah rasa yang tidak dapat diganti dengan belanja barang-barang di online shop, jalan-jalan di mall, atau makan di restoran dengan design interior yang memikat.
Karena yang membuat saya jatuh hati pada gunung bukanlah saat saya berada di puncak namun saat saya berada dalam dekapan alam Sang Gunung. Seperti saat di danau sagaranakan gunung rinjani, ranu kumbolo gunung semeru, suryakencana ataupun mandalawangi di gunung gede dan pangrango, semuanya menawarkan rasa yang sama yakni ketentraman jiwa.Â
Mencium wangi rerumputan dan tumbuhan, menganggumi langit biru dan arakan awan putih, merasakan hangatnya sinar mentari, mendengarkan kesunyian dan nyanyian alam, itu semua merupakan hal yang membuat saya selalu ingin kembali ke gunung. Itulah alasan kenapa saya mendaki gunung dan semogansaya selalu diberikan kesehatan untuk dapat menjumpainya kembali (gunung). Dan Merbabu telah berhasil membuat saya melepaskan rindu yang sudah tersimpan selama tiga tahun lamanya.
 - It's not the mountains we conquer but ourselves - Sir Edmund Hillary
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H