Mohon tunggu...
Fitriani Restu Jayan Putri
Fitriani Restu Jayan Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang penyuka fiksi dan berimajinasi yang punya hobi baca novel sebelum tidur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosialisasi CPR untuk Guru dan Siswa di SDN 37 Ampenan oleh Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 8

25 Desember 2024   15:41 Diperbarui: 25 Desember 2024   15:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampus Mengajar (KM) adalah salah satu program dari Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah program dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memberikan sarana kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studi dan berkegiatan di luar kampus. Beberapa program MBKM seperti Magang Dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Wirausaha Merdeka, Kampus Mengajar, Pertukaran Pelajar Merdeka, dan lain sebagainya dapat mudah diakses mahasiswa melalui laman resminya.

Adapun tujuan dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah untuk mengembangkan potensi sesuai dengan bakatnya, untuk meningkatkan kompetensi soft skill dan hard skill mahasiswa, serta mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Salah satu program yang bisa diikuti mahasiswa, terutama mahasiswa dengan jurusan pendidikan adalah Kampus Mengajar (KM). Kampus Mengajar memberikan wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mendapatkan gambaran lingkungan kerja di sekolah. Sehingga dengan program ini, mahasiswa dapat mengembangkan potensi dan keterampilan mengajar, profesional, empati dan koneksi yang luas.

Dengan mengikuti program Kampus Mengajar, mahasiswa secara berkelompok akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang membutuhkan, baik di kota maupun sekolah terpencil. Mahasiswa akan berkolabolasi dengan guru untuk membantu penguatan literasi dan numerasi serta membantu dalam adaptasi teknologi. Selain dapat berkolaborasi, mahasiswa juga dapat berkreasi membuat program-program yang dapat membantu meningkatkan kualitas sekolah.

Adapun saya merupakan salah satu mahasiswa Kampus Mengajar (KM) Angkatan 8 periode September-Desember 2024 yang ditempatkan di sekolah SD Negeri 37 Ampenan Kabupaten Kota Mtaram, Nusa Tenggara Barat. Salah satu program yang kami jalankan adalah Sosialisasi CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) untuk guru dan juga siswa.

Tujuan dari program Sosialisasi CPR adalah untuk mengantisipasi terjadinya kejadian darurat, seperti henti jantung di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, kami menargetkan program ini untuk guru dan siswa. Untuk program ini, kami secara spesial mengundang dr. Annisa, dokter sekaligus dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.

Kegiatan ini terlaksana pada Kamis pagi, 14 November 2024, dengan dihadiri oleh semua guru SD Negeri 37 Ampenan, dan tiga puluh siswa perwakilan dari kelas tinggi. Dalam kegiatan ini, kami juga didampingi oleh DPL (Dosen Pembimbing Lapangan). Kegiatan ini berlangsung selama dua jam dengan rangkaian acara pembukaan, pengantar materi, demonstrasi, dan penutup.

Praktik langkah penyelamatan dengan Hand-Only CPR (Sumber: Fitriani, 2024)
Praktik langkah penyelamatan dengan Hand-Only CPR (Sumber: Fitriani, 2024)

Pengantar materi disampaikan langsung oleh ibu dokter dan dilanjutkan dengan praktik atau demonstrasi langkah penyelamatan dengan Hand-Only CPR dengan diiringi lagu Butter by BTS. Dalam sesi demonstrasi, beberapa guru dan siswa diminta mempraktikkan dengan alat peraga (mannequin) yang disediakan. Setelah itu ada juga sesi tanya jawab untuk memperjelas dan memperkuat materi yang sudah disampaikan.

Kegiatan berlangsung lancar dan kondusif, dan juga penuh dengan rasa antusias dari siswa. Di akhir penyampaian materi, ibu dokter juga memberikan nomor-nomor telepon penting untuk kondisi darurat, khususnya henti jantung di lingkungan sekolah. Nomor-nomor darurat seperti nomor telepon ambulance, polisi, rumah sakit dan lain sebagainya.

Program sosialisasi ini ditindaklanjuti dengan diadakannya sosialisasi kecil di masing-masing kelas. Sosialisasi kecil ini disampaikan oleh siswa yang ikut dan menjadi perwakilan dalam program sosialisasi CPR sebelumnya. Dengan diadakan sosialisasi kecil di kelas, kami dapat melihat bahwa materi CPR yang sudah disampaikan bisa diserap dan diterima siswa karena mereka dapat menjelaskan kembali ke teman-temannya yang lain tentang langkah penyelamatan dengan Hand-Only CPR.

Dengan adanya program ini, kami harapkan dapat mengantisipasi keadaan darurat yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah. Pemberian materi, pengenalan langkah penyelamatan dan pemberian nomor darurat pada guru dan siswa diharapkan mampu menjadi pertolongan pertama pada kondisi kritis. Dengan program ini, kami juga mengharapkan pengetahuan dan pengalaman siswa juga meningkat dengan kegiatan di luar kelas. Mari bersama-sama mendukung generasi muda yang lebih cerdas dan berpengetahuan luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun