Mohon tunggu...
Fitria Ningsih
Fitria Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Les

Ibu satu anak, suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wacana Liburan Ramadhan Di Era Gempuran Gadget

16 Januari 2025   10:16 Diperbarui: 16 Januari 2025   14:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tinggal menghitung hari Bulan Ramadhan tiba. Ditengah hiruk pikuk program makan siang gratis yang mulai direalisasikan oleh pemerintah ada sebuah wacana yang menuai pro dan kontra.

Wacana liburan sekolah sebulan penuh ketika ramadhan. Liburan sebulan penuh ketika ramadhan sudah pernah di terapkan di Indonesia zaman dulu. 

Sebagai bagian dari generasi milenial, saya juga sudah pernah merasakan liburan sebulan penuh ketika ramadhan. Ingat saya ketika saya masih di bangku Sekolah Dasar, presiden yang menjabat saat itu Gus Dur diberlakukan liburan penuh ketika ramadhan.

Di masa saya dulu memang sangat menikmati ketika diterapkan liburan ramadhan sebulan penuh. Masa saat saya SD, belum ada yang namanya gadget. Dimana anak- anak sebaya saya masih menikmati mainan petak umpet, pasaran ( mainan jual- beli), mainan gobak sodor, dll.  

Ketika liburan ramadhan selain disibukkan dengan bermain, sekedar menonton TV , membantu orang tua, anak sebaya saya juga disibukkan dengan agenda tadarus di mushola atau langgar dan kegiatan yang jauh dari kegiatan yang unfaedah.

Di era kini, apakah masih relevan jika anak sekolah dibuat liburan sebulan penuh?

Liburan Sebulan Penuh di Era Gempuran Gadget

Sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua jika liburan ramadhan sebulan penuh diterapkan. Anak- anak masa kini sangat dekat dengan yang namanya gadget. Jika tidak diberi kesibukan bisa- bisa larinya ke gadget. 

Gadget sering membuat lupa waktu. Tidak jarang berjam- jam menghadap gedget terasa sebentar. Apalagi jika ditelisik lebih jauh, hal semacam ini ketika berlangsung lama dapat menimbulkan terganggunya kesehatan, seperti sakit mata, dan sebagainnya.

Sebulan penuh jika liburan diterapkan begitu saja, tanpa ada tugas- tugas yang di bebankan ke anak apakah tidak membuat anak jadi bebas sesukanya?

Nah, ini salah satu yang menjadi PR orang tua juga. Saya sebagai orang tua berpikir bagaimana cara menyiasati agar anak- anak tidak loss ketika liburan, apalagi loss HP nan.  

Pernah juga terbesit di benak saya,  apa saya pondokkan anak saya saja ketika nanti benar- benar libur diterapkan 1 bulan penuh, ini juga dilema. Kalau di pondokkan anaknya juga belum tentu bersedia. 

Jalan tengahnya, jika benar- benar diterapkan liburan sebulan penuh, lebih baik dari pihak sekolahan memberikan tugas- tugas untuk di kerjakan di rumah. Agar anak- anak bisa tetap aktif berpikir dan berusaha menambah ilmu serta tidak terpaku dengan bermain gadget.

Refleksi

Menengok keadaan sekarang ini, yang serba digital, dimana-mana gadget, anak- anak membutuhkan kegiatan yang bersifat positif. Apalagi di bulan ramadhan, mereka sangat butuh kegiatan, butuh pelajaran yang dekat dengan nilai- nilai spiritual keagamaan.

Waktu sebulan penuh itu tidak singkat. Kiranya liburnya lebih baik tidak penuh sebulan. Namun tetap seperti biasanya. Liburan diawal puasa dan di hari- hari akhir menjelang lebaran.

Dan seperti biasanya saja di dalam ramadhan tetap ada jam pelajaran , namun dikurangi porsinya ( dibuat pulang lebih pagi). 

Untuk memaknai  ramadhan disisipkan kegiatan pondok ramadhan yang diisi dengan tugas- tugas yang berkesan dan mengena berkaitan dengan ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun