Beberapa hari terakhir, di story WhatsApp, Tik-Tok, IG dan media sosial lain digaduhkan dengan berita vonis Sang koruptor Harvey Moeis (HM) yang dinilai tidak sebanding dengan uang trilyunan yang dia korupsi.Â
Jika ditelisik, alasan yang mendasarai vonis hukum diringankan adalah karena HM belum pernah dipenjara, berlaku sopan, dan punya anak kecil. Begitu terlihat mencolok ketidak adilan di negeri ini.Â
Munculnya meme " Kasih keluarga saya 271T, maka saya siap dipenjara 6,5 tahun" adalah suatu ketidak puasan masyarakat atas vonis yang dinilai terlalu ringan.Â
Ketimpangan hukum yang nampak jelas. Apakah hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil, sementara orang kaya seperti para koruptor selalu mendapatkan keringanan hukuman? Sungguh sangat kentara ketidak adilan hukum di negeri konoha ini. Apakah hukum hanya tajam kebawah dan tumpul keatas? (Jawabannya silakan diangan- angan sendiri, sudah jelas kelihatan)
Vonis hukuman yang sangat ringan tidak akan menimbulkan sedikitpun efek jera bagi para pejabat tinggi.Â
 Dari kasus Harvey Mouis, Jika dihitung secara matematis antara vonis dan uang yang dikorupsi tidak sebanding, sangat menguntungkan para koruptor.Â
Begitu rakusnya para koruptor, uang negara, uang rakyat diembat. Saya jadi teringat sebuah syair dari Cak Nun yang berjudul SENGKUNI, berikut penggalan syairnya:
SENGKUNI
"Atas dasar sejarah penderitaan  apa sampai kalian melakukan korupsi dalam jumlah sebanyak itu?
Apa alasan kalian untuk berbuat jahat?
Apa latar belakang kesengsaraan sejarah kalian sehingga kalian mencuri harta rakyat sampai bertumpuk- tumpuk?"
~~~
"Wahai penguasa kalian yang berkuasa di zaman ini. Kalian pernah mengalami penderitaan apa sehingga kalian tega memutilasi nasib rakyat kalian sendiri?"
Ketidak puasan yang dibungkus dalam meme humor, memuat kritik tajam adalah bukti kreativitas perwakilan netizen dalam menyuarakan rasa kekecewaannya pada para petinggi hukum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI