Mohon tunggu...
Fitria Ningsih
Fitria Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Les

Ibu satu anak, suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihlah Jokes Yang Tidak Menyakiti Hati Orang Lain

4 Desember 2024   09:31 Diperbarui: 4 Desember 2024   14:54 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hidup bersosialisasi, kita perlu yang namanya bercanda agar hidup tidak kaku dan menegangkan. Hampir setiap hari kita pasti melakukan guyonan, baik dengaan keluarga ataupun dengan teman akrab. 

 Jokes adalah humor atau lelucon yang di lontarkan sesesorang dengan maksud guyonan ( bercanda). Dalam hal ini kita seyogyanya memilih jokes- jokes yang sekiranya tidak menyinggung orang lain. 

Ada kabar sangat hangat dan viral ditengah masyarakat kita. Saya sebagai bagian dari netizen ingin ikut menyuarakan unek- unek yang berkecamuk di benak. 

Seorang pemuka agama kondang beliau dikenal dengan panggilan Gus Miftah, telah melontarkan suatu jokes yang dimaksudkan untuk bercanda kepada salah satu penjual es teh yang berjualan di tengah- tengah jamaah pengajian. Saya sempat menyimak vidionya. Hati saya sedih melihat ekspresi bapak penjual es, dikata- katain dengan kata goblok ( indonesia: bodoh) di depan  ribuan jama'ah sama dengan mempermalukan bapak tersebut. 

Dari ekspresi seorang bapak penjual es teh saya merasa iba,  beliau mengambil nafas dalam- dalam seperti menahan amarah, dan rasa mangkel. 

Beliau bukan orang yang salah ataupun pencuri, teganya beliau Gus Miftah menjadikannya korban jokes tidak bermutu. Semoga Bapak penjual es teh yang menjadi korban jokes Gus Miftah diangkat derajatnya oleh Allah. Gus Bahak ( Bahaudin Nur Salim) mengatakan " Mencari nafkah itu wajib, menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak merepotkan orang lain itu hal yang paling utama". Bapak penjual es teh itu mulia, beliau sedang berjihad mencari nafkah untuk keluarganya.  Belum tentu Gus Miftah lebih baik derajatnya di sisi Allah dibanding Bapak penjual es teh.

Dari peristiwa ini mari kita ambil pelajaran, diantaranya:

 1. Bijaklah dalam memilih jokes- jokes untuk mencairkan suasana.

2. Hindarilah jokes yang merendahkan orang lain.

3. Ingatlah setiap orang memiliki keistimewaan, jangan rendahkan orang dengan jokes murahan.

4. Berhati- hatilah dalam memilih kosa kata ketika berbicara, apalagi seorang pemuka agama yang suaranya menggema di telinga ribuan orang maka seyogyanya lebih berhati- hati. 

5. Janganlah menormalisasi jokes- jokes yang merendahkan orang lain.

Syekh Abdul Qodir Al- Jailani berkata " Aku lebih menghargai orang- orang yang beradap daripada berilmu. Kalau hanya berilmu iblispun lebih tinggi ilmunya daripada manusia" 

Dari sini kita dianjurkan untuk mengatamakan adab diatas ilmu. Kejadian ini dapat dibuat cermin bahwa orang yang dianggap memiliki ilmu agama yang mumpuni, terhina  karena tidak menggunakan adabnya. 

Ditangan bapak penjual teh Gus Miftah jatuh martabatnya karena  mengesampingkan adab bertutur kata terhadap sesama.

Mari kita lebih berhati- hati dalam segala hal terutama dalam berkata. Mari kita pilih kosa kata yang pantas dan baik, karena ucapan adalah cerminan hati.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun