Pendahuluan
 Hipertensi termasuk kedalam salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang artinya penyebab hipertensi bukan karena kuman atau virus sehingga tidak bisa ditularkan kepada orang lain. Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik yang meningkat lebih dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih dari 90 mmHg yang dilakukan 2 kali pengukuran dalam selang waktu 5 menit dalam keadaan tenang. Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kematian pada lansia.Â
Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan beberapa organ tubuh, yang mana apabila organ tersebut rusak bisa menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke serta penyakit ginjal kronis. Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%, provinsi Jawa Tengah menempati posisi ke-empat terjadinya hipertensi di Indonesia yaitu sebesar 37,57%.Â
Dilihat dari prevalensi yang tinggi dengan menemukan kasus terkait kerusakan organ hati akibat hipertensi bisa dilakukan pemeriksaan dengan cara melakukan pemeriksaan bilirubin. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan organ hati pada manusia adalah mengonsumsi obat hepatotoksik yaitu salah satunya mengonsumsi obat antihipertensi.Â
Organ hati berfungsi sebagai tempat produksi empedu, tempat penyimpanan vitamin larut dalam lemak, tempat terjadinya metabolisme obat serta tempat metabolisme bilirubin. Pemeriksaan fungsi hati dapat dilakukan dengan pemeriksaan bilirubin salah satunya pemeriksaan bilirubin urine.
Tujuan penelitianÂ
mengetahui ada tidaknya bilirubin urine pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang
MetodeÂ
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 30.
HasilÂ
penelitian Sebanyak 30 responden (100%) diperoleh sebanyak 12 responden (40%) dengan hasil pemeriksaan bilirubin urine positif (+) dan 18 responden (60%) dengan hasil pemeriksaan bilirubin urine negatif (-).
KesimpulanÂ
Berdasarkan hasil pemeriksaan bilirubin urine metode carik celup pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang didapatkan hasil pemeriksaan dengan hasil bilirubin urine positif (+) sebanyak 12 responden (40%) dan hasil pemeriksaan negatif (-) sebanyak 18 responden (60%) dengan lama konsumsi obat antihipertensi mayoritas >5 tahun sebanyak 15 responden (50%).
SaranÂ
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pembahasan, serta kesimpulan saran dari penulis yaitu sebagai berikut:
- Bagi lansia penderita hipertensi diharapkan mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, mengonsumsi obat secara teratur dan sesuai anjuran dokter, serta melakukan gaya hidup sehat untuk mengurangi efek samping dari konsumsi obat antihipertensi.
- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan adanya pemeriksaan lanjutan untuk parameter kerusakan hati akibat konsumsi obat antihipertensi.
oleh: Isgi Khoerunnisa, Fitriani Kahar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H