Mohon tunggu...
ef fattah
ef fattah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Sepanjang Hayat

https://linktr.ee/effattah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Livable City, Indonesia Property Watch: BSD City Salah Satu yang Paling Layak

19 November 2023   20:47 Diperbarui: 19 November 2023   20:47 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Economist Intelligence Unit (EIU) telah merilis daftar kota-kota di dunia yang paling layak huni dan menobatkan Wina,ibu kota Austria sebagai the most liveable city pada tahun 2023.Sempat tersingkir dari ranking pertama pada tahun 2021 ketika covid-19 melanda,Wina kembali meraih predikat sebagai kota yang paling layak huni di dunia dengan skor sempurna (100) pada empat dari lima indikator yaitu kesehatan,stabilitas,pendidikan dan infrastruktur. Sementara pada indikator lingkungan dan budaya,kota ini meraih skor 93,5.

Bagiamana sebenarnya mengukur kelayakan dan ketidaklayakan sebuah kota untuk dihuni?

 Melbourne dan Sydney (Australia),Vancouver,Calgary dan Toronto (Kanada),Zurich dan Jenewa (Swiss),Kopenhagen (Denmark) dan Auckland (Selandia Baru) adalah deretan kota-kota yang senantiasa masuk dalam jajaran 10 besar liveable city oleh The Economist.Osaka (Jepang) menjadi satu-satunya kota di Asia yang masuk kategori layak huni dengan skor 96.Bagaiamana dengan Indonesia?EIU mencatat bahwa Jakarta mengalami kenaikan skor dibandingkan tahun lalu dan naik 14 tingkat dari ranking sebelumnya.

 EIU mengukur tingkat kelayakan sebuah kota melalui lima indikator.Pertama,dari segi kesehatan seperti ketersediaan dan kualitas layanan baik publik ataupun swasta.Kedua,stabilitas yang ditandai dengan tingkat kejahatan,kekerasan,dan ancaman teror konflik militer.Ketiga adalah kondisi iklim dan tingkat korupsi yang masuk dalam kategori lingkungan dan budaya.Keempat,adalah pendidikan.Sama seperti kesehatan,tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas menjadi ukuran kelayakan sebuah kota.Dan yang terakhir adalah ketersediaan infrastruktur yang mendukung mobilitas seperti jalan,transportasi umum, perumahan,air,energi dan telekomunikasi.

 EIU menjadikan lima indikator tersebut sebagai tolak ukur dalam menilai 172 kota di seluruh dunia yang menjadi subjek livable city.Jika melihat data yang ada hampir semua kota yang masuk dalam indeks layak huni memperoleh skor tertinggi dari segi stabilitas,kesehatan dan pendidikan.Wina memperoleh skor yang hampir sempurna dari setiap indikator yang bahkan dinilai melebihi ekespektasi oleh para penduduknya.

 "Kadang-kadang,ketika kami terlalu banyak bekerja dan tidak kemana-mana dalam waktu lama,kami bahkan tidak menyadarinya karena apa yang kami butuhkan bisa dipenuhi di dalam kota ini,"kata Manuela Flippou,seorang manajer restoran berbintang di Wina seperti yang dikutip dari bbc.com.

 Lalu bagaimana dengan kelayakan kota-kota di Indonesia?Sudahkah seluruh kebutuhan warganya terpenuhi?

 Mungkin konsep paling 'sederhana' yang kita ketahui tentang livable city hanyalah sebatas pada ketersediaan air bersih,jaringan listrik dan rumah yang layak.Konsep tersebut tidaklah keliru,bahkan,mungkin menjadi indikator utama bagiamana menilai kelayakan kota-kota di Indonesia.Kenyataan bahwa masih banyak masyarakat kita yang mengalami kesulitan akses terhadap air bersih,jaringan listrik yang belum memadai,dan masih menyebarnya permukiman kumuh di sudut-sudut kota menjadi alarm untuk melakukan peninjauan kembali pada konsep livable city di Indonesia.Ketersediaan kebutuhan dasar adalah faktor penentu layak tidaknya sebuah kota untuk di huni.

 Ikatan Ahli Perencana (IAP) mendefinisikan kota layak huni sebagai istilah yang menggambarkan sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktivitas yang dilihat dari berbagai aspek fisik maupun non fisik,seperti fasilitas perkotaan,prasarana,tata ruang,aktivitas ekonomi dan hubungan sosial masyarakat.Dalam Most Liveable City Index (MLCI) yang dirilis oleh IAP,Solo menjadi kota yang paling layak huni di Indonesia pada tahun 2022 dengan skor sebesar 77,1 dari skala 100 poin.MLCI merupakan survei berbasis pada persepsi warga kota mengenai kelayakhunian kota tempat tinggalnya.MLCI menekankan 30 indikator layak huni diantaranya adalah fasilitas pendidikan,pengelolaan air dan drainase,persampahan,fasilitas kesehatan dan rekreasi, ketercukupan pangan,transportasi publik dan jalur pedestrian.

 Dalam Webinar URBIE#3 Memahami Lebih Dalam MLCI 2023,Vice President IAP,Dhani Muttaqin memaparkan lima aspek pembangunan kota yang masih perlu ditingkatkan. Diantaranya adalah jalur pejalan kaki yang belum ideal,resilience terhadap bencana alam,transportasi,harga rumah yang kurang terjangkau dan masih banyaknya warga yang merasa kurang berpartisipasi dalam pembangunan perkotaan.

 "Semuanya berbicara pada hal-hal yang sama,seperti akses warga terhadap layanan-layanan dasar,perumahan,lalu bagaiamana mereka bisa memperoleh makanan yang cukup layak,memperoleh pekerjaan secara mudah,kualitas lingkungan,kemudian keselamatan tinggal di kota,"ucap Adriadi Dimastanto Sejken IAP seperti yang dikutip dari industriproperti.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun