Mohon tunggu...
ef fattah
ef fattah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Sepanjang Hayat

https://linktr.ee/effattah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Papua Future Project: Membangun Mimpi dari Perbatasan,"Every Child Matters"

20 Oktober 2023   22:18 Diperbarui: 20 Oktober 2023   22:20 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat kegigihan dan kesabarannya dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif di tanah Papua,Bhrisco Jordy yang dijuluki sebagai 'Penyuluh Pelita dari Pulau Mansiman' mendapatkan penghargaan sebagai Generasi Muda Inspiratif 13th Semangat  Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award pada tahun 2022 dalam bidang pendidikan.Ia sama sekali tidak menyangka dari 13.459 total peserta ia terpilih menjadi salah satu dari enam penerima  apresiasi Astra.

Jordy sangat bersyukur karena sejak mendapatkan penghargaan tersebut akhirnya komunitas yang ia gagas di notice oleh pemerintah setempat dan diliput oleh banyak media.Bahkan gubernur Papua Barat turut serta mengikuti event yang dilaksanakan oleh Papua Future Project.Bantuan-bantuan dari berbagai pihak mulai berdatangan karena exposure yang lebih luas atas kegiatan yang ia jalankan.Papua Future Project kini bisa menjangkau lebih banyak lagi anak muda untuk ikut serta dalam membantu pemerataan pendidikan.

Tentu saja pencapaian ini tidaklah tanpa rintangan.Jordy sempat bekerja selama dua bulan sebagai barista dan waiter di salah satu kafe lokal di Monokwari.Saat itu sedang pandemi sehingga ia memutuskan untuk kembali ke Papua.Penghasilan yang ia dapatkan dari bekerja dipergunakan untuk mendanai komunitas Papua Future Project yang ia bentuk.Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa ia membutuhkan 250 ribu sampai 300 ribu rupiah setiap kali berangkat ke pulau mansinam.Terkadang Jordy dan kawan-kawan juga membawakan cemilan untuk dinikmati oleh anak-anak yang akan belajar.

Ada satu hal yang sangat sulit menurut Jordy dalam mempertahankan Papua Future Project ini.Yaitu mengajak anak muda untuk ikut serta menjadi volunteer.

"Sangat sulit sekali karena tidak ada cuannya,"ucap Jordy sambil sedikit tertawa.

Saat ini Papua Future Project memiliki 250 volunteer yang datang dari berbagai sudut wilayah Indonesia.Karena menerapkan asynchronous learning jadi anak-anak muda yang memilki passion untuk mengajar dan ingin turut serta membantu literasi pendidikan di Papua bisa membuat video mengajar tanpa harus datang langsung ke Papua.Nantinya video tersebut akan di putar sekaligus memperkenalkan kepada anak-anak apa itu laptop dan bagaimana cara mengetik.Para volunteer juga akan mendapatkan certificate of appreciation dan recommendation later selama mengikuti proses mengajar.

Papua Future Project tidak hanya fokus untuk meningkatkan kualitas pendidikan formal dan informal di wilayah terpencil,namun juga aktif dalam bidang kesehatan.Mereka mengunjungi rumah sakit,membagikan bingkisan,balon-balon ulang tahun agar tercipta rumah sakit yang ramah anak.Mereka juga melakukan training kepada pengajar lokal tentang bagaimana cara mengajar yang baik,apa yang harus di ajarkan,silabus pendidikan dan hal-hal lainnya yang bisa membantu meningkatkan kualitas tenaga pengajar lokal.

Sampai hari ini Papua Future Project (PFP) telah menjangkau 14 kampung di Papua Barat dan Papua Barat Daya serta 8 kabupaten kota.Sebanyak 725 anak-anak Papua telah mendapatkan manfaat dari pojok membaca (perpustakaan mini) dan belajar literasi gratis.Di tahun 2025 diharapkan lebih banyak lagi kampung yang terjangkau dan bisa terbangun 100 pojok membaca.

Jordy berharap kedepannya Papua Future Project bisa menjadi Lembaga Masa Depan Papua.Jangkauannya akan jauh lebih luas ketika berbentuk badan formal sehingga lebih banyak lagi anak-anak yang memperoleh manfaat.Seperti kata Jordy bahwa pemerintah memiliki keterbatasan,jadi mengapa gerakan itu tidak kita mulai dari diri sendiri apalagi kita masih muda.Anak muda harus bisa menunjukkan bahwa ia juga bisa berkontribusi bagi pembangunan negeri.

Jordy merupakan alumni Presiden University jurusan International Relation and Affairs.Meskipun telah merasakan nikmatnya tinggal di kota ia tidak lupa kembali ke kampung halamannya demi tersedianya akses pendidikan yang lebih merata bagi anak-anak Papua.Dengan moto "Every Child Matters", program ini berfokus dalam menyediakan akses pendidikan secara inklusif sebagai target jangka panjang melalui program bimbingan belajar literasi gratis dan donasi buku bacaan kepada anak-anak asli Papua yang tinggal di daerah dengan angka buta huruf yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun