Tau istilah gig economy kan?Ya,istilah ini semakin mencuat di tengah technology boom,dimana digitalisasi mendisrupsi hampir semua hal dalam kehidupan kita termasuk pekerjaan.Content creator adalah salah satu profesi hasil dari gig economy yang menawarkan fleksibilitas,kemandirian,dan potensi pendapatan yang lumayan besar.Bekerja berdasarkan platform,dimana saja dengan jangka waktu yang pendek dan kontrak kerja yang cukup menjanjikan.Tidak heran banyak anak muda yang bercita-cita ingin menjadi Youtuber.
Remitly melakukan survei dan mengungkap profesi apa saja paling banyak diinginkan di setiap Negara berdasarkan data Google.Berbeda dengan tetangga kita Malaysia dan Brunei yang menjadikan guru sebagai profesi yang difavoritkan,YouTuber disebut sebagai pekerjaan yang banyak di cari di Indonesia.
Hmm..
Jangan nyinyir dulu.Guru yang membuat konten mengajar di YouTube itu penting dan bermanfaat lho.Pikirannya jangan "flexing" ketika disebut kata Youtuber.Kita sebut saja itu "oknum".Creator berkualitas nan positif itu banyak kok.Coba saja tengok video atau tulisan dari para pemenang kompetisi kreatif yang diadakan oleh IndiHome.Banyak dari mereka yang membagikan kisah insipiratif tentang pengalamannya bertahan hidup sebagai pekerja lepas (freelancer) ketika covid-19 melanda.Bagimanana infrastruktur digital seperti akses internet yang memadai tidak membatasi mereka untuk terus berkarya.
Jadi idealnya dalam ranah per-kontenan,baik itu tulisan,video dan audio kita tidak hanya mengkonsumsi karya orang lain untuk sekedar hiburan semata tapi bagaimana konten tersebut menjadi enabler bagi individu lainnya untuk ikut serta berkarya dan menghasillkan konten yang berkualitas.Apalagi bonus demografi kita yang hampir 70% penduduknya berada pada usia yang produktif.Bekerja,berkarya, bekerja,berkarya semestinya menjadi aktivitas yang mendominasi pada usia tersebut.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023.Konektivitas ini semestinya dipergunakan untuk mengakses dan menciptakan konten-konten edukatif di internet.Menambah pengetahuan dan keterampilan agar bisa mengisi kuota 9 juta talent digital pada 2030 nanti.Kita telah menjadi warga negara dunia maka digital competitive sangat diperlukan agar bisa bersaing dalam ranah global.
Media untuk belajar dan menambah wawasan saat ini tidak terbatas hanya di sekolah atau diperpustakaan.Di internet segalanya bertumpah riah.Penetrasi internet kita mencapai 78,19 persen dan akan terus meningkat setiap tahunnya.Artinya hampir semua dari masyarakat Indonesia telah memiliki akses terhadap 'dunia'.Sisanya tinggal keinginan saja.Tingkatkan keterampilan atau kita akan ketinggalan jauh oleh transformasi digital.
Makanya para konten kreatif potensial ini harus diarahkan,disediakan wadahnya,dilakukan pembinaan,diberikan edukasi dan yang paling utama adalah ketersediaan akses internet yang stabil.Banyak informasi yang bertebaran di ranah digital dan kita membutuhkan data-data tersebut untuk membuat konten yang akurat,orisinil dan terkini.Kalian yang terbiasa bikin konten di reels instagram atau tiktok pasti tau kalau ada waktu-waktu terbaik untuk meng-upload karya pada platform online.Jangan sampai viewer orang lain jauh lebih banyak karena karyanya landing lebih cepat dibanding kita.
Belum lagi untuk para gamer atau para streamer,bukan hanya kestabilan,akses internet yang cepat mutlak dibutuhkan.Beruntung ada IndiHome sebagai Internet Provider yang menyediakan kecepatan sampai 300 Mbps sehingga aktivitas apapun dirumah mulai dari bekerja,belajar,sampai bermain games bisa jadi lebih praktis dan nyaman.
Menjadi Content Creator?
