CRITICAL REVIEW
Judul
BISNIS DI BALIK UPACARA KEMATIAN ETNIS TIONGHOA DI SURABAYA, 1967 -- 1998
Penulis
Olivia Daisiprima Santoso, Shinta Devi ISR
Publikasi
Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Budaya, Vol. 14, No. 2, 2019.
Preview
- Fitriani
- Putri Astina Rohmiati
NIM
- FEBI.11.21.009
- FEBI.11.21.019
Penelitian Mustaq Ahmad menunjukkan bahwa Al-Qur'an memandang kehidupan manusia sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Al-Qur'an berpendapat bahwa kehidupan seseorang sebenarnya dimulai saat lahir dan tidak berakhir saat kematian. Kehidupan setelah kematian adalah salah satu keyakinan inti dan terpenting dalam agama. Dia kini turun satu tingkat karena dia telah beriman kepada Allah SWT. Tanpa keimanan terhadap unsur mematikan ini, semua sistem dan struktur keagamaan yang terdapat dalam Al-Qur'an akan terkikis dan akhirnya hancur. Jelas sekali bahwa Sang Pencipta mempunyai alasan bagi manusia dari Al-Quran Surat At Thalaq ayat 12 yang menyatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti halnya bumi berlaku pula firman Allah kepada mereka. agar setiap individu menyadari bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu dan bahwa ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. Senada dengan itu, ayat 56 Surat Adzariyat dalam Al-Qur'an menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk disembah. Oleh karena itu, setiap tindakan manusia di muka bumi ini harus mematuhi norma dan peraturan agama Islam yang telah ditetapkan agar dapat mencapai tujuan keberadaan manusia.
Lebih lanjut, Ifan Junaedil dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kematian atau mortalitas adalah tidak adanya kehidupan pada suatu organisme biologis ketika hidupnya berakhir. Kematian adalah hilangnya seluruh kehidupan secara permanen dan terakhir, dan dapat terjadi kapan saja setelah kelahiran hidup. (1985, Utomo Budi). Seiring berkembangnya industri kematian, pentingnya melaksanakan upacara pemakaman tradisional Tiongkok juga meningkat. Orang-orang ini ingin upacara pemakaman keluarga mereka diselesaikan sesegera mungkin karena infrastruktur dan sumber daya yang tersedia untuk upacara kematian etnis Tionghoa terbatas. Makna dan pelaksanaan ritual kematian tradisional Tiongkok akhirnya berubah seiring berkembangnya industri kematian. Industri kematian mendorong dimulainya upacara kematian.