Mohon tunggu...
Fitriani
Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gender dan Ekonomi

1 Desember 2023   15:34 Diperbarui: 1 Desember 2023   15:39 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

CRITICAL REVIEW

Judul

Kesetaraan Gender Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Penulis

Samsul Arifin

Publikasi

28 Februari 2018, direvisi 20 Maret 2018, di setujui 30 Maret 2018

Preview

  • Fitriani
  • Putri Astina Rohmiati

NIM

  • FEBI.11.21.009
  • FEBI.11.21.019

Konsep "gender" mengacu pada sistem peran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak ditentukan oleh perbedaan biologis melainkan oleh konteks sosiokultural, politik, dan ekonomi. Kesetaraan status, kesempatan, dan kemampuan antara laki-laki dan perempuan untuk melaksanakan hak asasi manusia mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan politik, sosial, ekonomi, dan budaya negara mereka disebut sebagai kesetaraan gender. Ciri khas tercapainya kesetaraan dan keadilan gender adalah tidak adanya diskriminasi terhadap laki-laki dan perempuan dalam hal peluang keterlibatan, kendali atas pembangunan, dan perolehan manfaat pembangunan yang adil dan merata (Hubies, 2010).

Kekhawatiran mengenai perilaku pantas bagi perempuan di ruang publik dan di rumah tidak akan pernah hilang. khususnya pada masa kemerdekaan dan reformasi Orde Baru. Hal ini merupakan hasil dari kesepakatan luas bahwa reformasi termasuk dalam bidang hubungan gender adalah suatu keharusan. Istilah "ketidaksetaraan gender" telah banyak digunakan untuk menggambarkan situasi perempuan yang kurang beruntung, terpinggirkan, dianggap inferior, dan istilah-istilah terkait lainnya. Alasannya jelas: perempuan merupakan bagian yang lebih besar dalam populasi global dibandingkan laki-laki, sehingga menjadikan mereka lebih melimpah sebagai sumber daya manusia (Ratna Megawangi, 1999). Namun, persentase perempuan yang bekerja di pemerintahan umumnya jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki, terutama di beberapa daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun