Mohon tunggu...
Fitriana Z. Ulya
Fitriana Z. Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ayo semangat ^^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kartun Bisa Mempengaruhi Karakter Anak Usia Dini?

13 Juni 2023   07:44 Diperbarui: 13 Juni 2023   07:47 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kartun merupakan bentuk gambar yang pada umumnya dikenal oleh masyarakat dan dapat ditemukan di berbagai media massa seperti surat kabar, majalah, buku teks, dan sebagainya yang dapat dengan mudah dan cepat digemari oleh semua kalangan baik anakanak maupun orang dewasa.Kartun merupakan salah satu jenis media grafis yang digunakan dalam dunia pendidikan, berfungsi sebagai alat memperjelas materi, menciptakan nilai rasa lebih dalam memahami materi, sebagai media kritisi, dan sebagainya (Sulton, 2005).

Anak usia dini adalah individu yang melewati proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat untuk kehidupan selanjutnya. Mulyasa (2012) menjelaskan Anak Usia Dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan, proses pembentukan karakter pada anak dimulai dengan cara menstimulasi rasa keindahan yang berufngsi untuk menghaluskan.

Pada masa sekarang ini anak-anak cukup mengerti dan fasih menyebutkan nama-nama film kartun seperti film terbaru saat ini yaitu Upin Ipin, Doraemon, Boboiboy, Shiva, Adit dan Sopo Jarwo atau film animasi lainnya. Ini terjadi dikarenakan film-film tersebut cukup menarik ditonton anak-anak. Tidak jarang anak-anak mulai meniru adegan-adegan dari tokoh kegemarannya tersendiri. Mengingat telivisi merupakan suatu media yang dapat atau mampu mengubah sikap dan tingkah laku anak setelah apa yang telah ditonton. Anak-anak pada umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tersebut akan mengikuti tayangan film kartun yang dia tonton.

Nah, pada usia dini mereka rentan meniru apa yang mereka lihat dan dengarkan, maka dari itu dari aspek lingkungan anak juga harus diperhatikan apakah cocok untuk perkembangan karakter si anak atau tidak. Namun jika anak terus-terusan hanya dikasih tontonan kartun yang tidak bisa mengajarkan yang baik maka karakter anak juga akan timbul seperti yang ia lihat untuk ditiru.

Kenapa kartun bisa mempengaruhi karakter anak usia dini pada masa pengembangannya?

Karena mereka akan meniru sesuatu yang terlihat menarik untuk mereka, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa anak-anak usia mereka rentan sekaali meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Namun kembali juga pada setiap orang tua masing-masing untuk terus tetap mengawaasi bagaimana sang anak berkembang dengan

Pendidikan dalam pembentukan karakter dapat dilakukan dengan metode belajar apa pun termasuk dengan metode menonton acara atau animasi yang mendidik. Program televisi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dengan mata dan telinga yang mereka terima dari pendengarnya. Pada manusia, ketajaman visual memiliki efek mendalam pada sisi mental, dan peran suara juga lebih bergantung pada ekspresi (Supiarza, 2016). Itu dapat mengingatkan pemirsa tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar, bahkan jika mereka hanya melihat program itu sekali. Mereka meniru apa yang mereka lihat dalam narasi, terutama untuk anak-anak yang cepat menangkap apa yang mereka lihat dan dengar (Warsita, 2013).

Saat ini telah banyak animasi kartun yang dapat menjadi tontonan yang bermanfaat bagi anak usia dini, selain sebagai hiburan juga dapat digunakan sebagai media pendidikan. Kartun yang termasuk ke dalam kategori film adalah media yang digunakan sebagai komunikasi kepada masyarakat. Dalam sebuah tontonan mengandung pesan-pesan unik dan terarah dengan tujuan untuk mencapai hal yang diharapkan. Salah satu film yang mengandung unsur hiburan dan juga pendidikan adalah animasi kartun Rara dan Nusaa.

Apabila kartun yang di tonton mengandung unsur tidak baik maka anak-anak akan bersikap agresif dan senantiasa akan meniru aksi-aksi yang terdapat pada kartun tersebut. Anak juga akan cenderung malas belajar karena mereka membuang waktu belajar mereka dengan menonton kartun kesayangan mereka. Lalu dampak positifnya yaitu anak dapat meningkatkan kreatifitas, dimana ia dapat mengembangkan imajinasi anak pada kreatifitas dalam kegiatan sehari-hari.

Dalam pandangan ahli behavioristik perilaku manusia timbul sebagai akibat stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik dari stimulus eksternal maupun stimulus normal. Akan tetapi sebagian besar perilku organisme sebagai respon terhadap stimulus eksternal. 

Ahli psikologis kognitif memandang perilaku individu merupakan respon stimulus, namun dari dalam diri individu itu ada kemampuan untuk menentukan perilaku yang diambil. Dalam hal ini individu dalam keadaan yang aktif yang dapat menentukan perilaku sendiri. 

Demikian juga halnya dengan perilaku anak yang merupakan suatu perbuatan atau tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicontohkan oleh setiap anak maupun siapa saja yang mengamatinya baik secara langsung amupun tidak langsung. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun