Mohon tunggu...
Nurul Fitriana Rahmawati
Nurul Fitriana Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru - Praktisi Pendidikan dan Mahasiswa S2.

Menulis itu Butuh Perjuangan! Saya Suka Travelling dan Sangat Menyukai Wisata Racing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Islam Dalam Interaksi Sosial.

16 Januari 2025   23:01 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Nurul Fitriana Rahmawati, Adhita Sri Hanggraeni, Fadhila, Kiki Puspita, Nailul Inayah, Rahmania, Yuli Astuti Wahyuningtyas, Dr. Nita Priyanti., M.Pd.

Islam dan Cara Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat


Semua aspek kehidupan manusia, baik pribadi maupun sosial, diatur oleh agama Islam. Ajaran Islam tidak hanya memberi petunjuk tentang cara umat Islam beribadah kepada Allah (Hablum Minallah), tetapi juga memberi petunjuk tentang cara mereka berinteraksi satu sama lain (Hablum Minannas). Islam menekankan pentingnya keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial dalam kehidupan masyarakat melalui prinsip-prinsip dasar yang ditemukan dalam Al-Qur'an dan Hadist.

Keberagaman sebagai Rahmat dalam Islam mengajarkan bahwa Allah telah menciptakan setiap orang dan kelompok masyarakat dengan berbagai suku, bangsa, dan latar belakang. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengatakan:

Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Menurut ayat 13 Al-Hujurat, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."

Ini menunjukkan bahwa keberagaman umat manusia adalah rahmat dari Allah yang membuat mereka mengenal, memahami, dan bekerja sama satu sama lain. Keberagaman bukanlah alasan untuk saling memandang rendah atau bermusuhan; sebaliknya, itu adalah cara untuk memperkuat hubungan antar individu dengan saling menghargai dan toleransi.

Prinsip-prinsip Interaksi Sosial Islam: Ajaran Islam mengatur interaksi sosial dengan mempertimbangkan aspek spiritual, seperti hubungan antara manusia dan Tuhan, serta hubungan fisik. Beberapa prinsip dasar yang mengatur interaksi sosial adalah sebagai berikut:

1. Keadilan dan Kesetaraan Islam menekankan bahwa keadilan penting dalam setiap aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial. "Tidaklah seorang Muslim itu sempurna imannya hingga ia mencintai saudaranya seperti yang ia cintai untuk dirinya sendiri", kata Rasulullah SAW dalam hadist Bukhari dan Muslim.
Hadist ini menunjukkan bahwa keadilan Islam mencakup saling mencintai dan memperlakukan sesama dengan kasih sayang seperti yang kita inginkan. Konsep ini mendorong umat Islam untuk menghindari diskriminasi, terlepas dari ras atau agama mereka.

2. Kasih Sayang dan Empati Islam juga mengajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain, bahkan mereka yang mungkin bertindak buruk. Hubungan sosial yang sehat didasarkan pada prinsip ihsan. Umatnya dianjurkan untuk berbuat baik kepada semua orang, termasuk teman, tetangga, dan orang asing. Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berkata:

“Orang yang tidak menyayangi tidak akan disayangi” (HR. Bukhari).
Menurut ajaran ini, kasih sayang adalah dasar utama untuk membangun kehidupan sosial yang harmonis dan damai.

3. Tanggung Jawab Sosial dan Solidaritas Islam mendorong umatnya untuk menunjukkan kepedulian kepada orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Zakat, infaq, dan sedekah adalah sarana Islam untuk memperkuat hubungan sosial. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT mengatakan:

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, dengan seratus biji di tiap tangkai. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui."

Ajaran ini mengajarkan umat Islam untuk berbagi rezeki dengan mereka yang membutuhkan, mengurangi kesenjangan sosial, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Tanggung jawab sosial ini berlaku untuk individu dan komunitas, negara, dan pemimpin.

Etika dalam Interaksi Sosial: Islam Menentang Perilaku Merusak Islam juga melarang perilaku seperti ghibah (menggunjing), fitnah (kebohongan yang merusak), dan diskriminasi. Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berkata:

Seorang Muslim selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang mukmin menahan diri dari menyakiti orang lain.
Larangan ini menunjukkan bahwa setiap Muslim harus menghindari tindakan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam masyarakat, seperti menyebar kebohongan, menggunjing, atau memfitnah orang lain, agar hubungan sosial tetap harmonis.

Implementasi Nilai-Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial Ajaran Islam sangat penting untuk mengatur interaksi sosial, baik dalam keluarga, komunitas, maupun di tempat kerja. Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana nilai-nilai Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Interaksi dalam Keluarga Islam memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana hubungan keluarga harus dilakukan. Hubungan antara suami dan istri, orang tua dan anak, serta hubungan antar anggota keluarga lainnya diatur oleh prinsip-prinsip tanggung jawab, kasih sayang, dan saling menghormati. Pasangan suami-istri harus saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan mereka menurut agama Islam. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an memberi kita ingatan:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenang kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang.

Ketika pasangan menghadapi perbedaan pendapat, mereka disarankan untuk menyelesaikan masalah dengan bijak, saling mendengarkan, dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Ini adalah contoh implementasi dalam kehidupan keluarga.

2. Interaksi dalam Masyarakat Islam juga menekankan betapa pentingnya mempertahankan hubungan yang baik dengan tetangga dan masyarakat secara keseluruhan. Rasulullah SAW mengatakan:

"Seseorang di antara kalian tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR.Bukhari).

Ini mendorong orang Islam untuk hidup berdampingan dengan baik, menghormati hak orang lain, dan menjaga keharmonisan masyarakat. Islam mengajarkan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan agama dan budaya di masyarakat yang multikultural dan multireligius. Misalnya, Islam mendorong umatnya untuk saling membantu, merayakan kebahagiaan bersama, dan menjaga rasa persaudaraan antarumat beragama.

3. Interaksi di Tempat Kerja: Islam menekankan amanah, kejujuran, dan tanggung jawab di tempat kerja. Baik pemimpin maupun pekerja, semua orang harus bekerja dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Rasulullah SAW menyampaikan pengingat:

"Setiap orang adalah pemimpin, dan setiap orang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya" (HR.Bukhari).

Seorang karyawan yang bertanggung jawab dalam praktiknya harus bekerja dengan penuh integritas, menghindari kecurangan atau penyelewengan. Jika ada ketidakadilan atau ketidakjujuran, Islam mendorong untuk menghadapinya dengan jujur dan adil.

3. Interaksi di Tempat Kerja: Islam menekankan amanah, kejujuran, dan tanggung jawab di tempat kerja. Baik pemimpin maupun pekerja, semua orang harus bekerja dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Rasulullah SAW menyampaikan pengingat:

"Setiap orang adalah pemimpin, dan setiap orang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya" (HR. Bukhari).

Seorang karyawan yang bertanggung jawab dalam praktiknya harus bekerja dengan penuh integritas, menghindari kecurangan atau penyelewengan. Jika ada ketidakadilan atau ketidakjujuran, Islam mendorong untuk menghadapinya dengan jujur dan adil.

Konvensi yang sangat jelas tentang cara berinteraksi seseorang, kelompok, dan masyarakat dapat ditemukan dalam sistem sosial Islam. Masyarakat yang harmonis dan berkeadilan dapat dibangun berdasarkan prinsip-prinsip seperti keadilan, kasih sayang, empati, dan tanggung jawab sosial. Melalui penerapan ajaran Islam, masyarakat dapat membangun kehidupan sosial yang seimbang, menghormati, dan bersatu.

Islam mengajarkan setiap orang untuk menyadari tanggung jawab mereka terhadap orang lain dalam kehidupan mereka. Umat Islam memiliki kemampuan untuk meningkatkan hubungan sosial, mengurangi kesenjangan, dan membangun masyarakat yang lebih damai dan sejahtera dengan berbagi, menjaga kedamaian, dan menghormati hak orang lain. Prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak hanya berguna dalam hal agama tetapi juga membantu membangun masyarakat yang lebih baik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun