Pernah merasakan, kamu pergi ke tempat foto kopian, foto kopinya cuma 500 perak, kamu parkirnya 2000 rupiah?
Ngeselin ga?
ada juga, kamu parkir di salah satu minimarket, tempat parkirnya disitu sudah ada tulisannya kalau parkir gratis, namun ada tukang parkirnya.
Lucu ga?
Atau kamu pernah kehilangan salah satu barangmu ketika kamu menitipkan motor di penitipan yang tidak resmi di pasar atau swalayan?
Mungkin kalau helm bisa di maklumi namun jika itu terkait salah satu aksesoris kendaran itu suatu keteledoran bagi penjaga penitipannya. Masak ga nggeh ada orang yang mencongkel aksesoris kendaran?
Kalau ini memang ngeselin dan merugikan banget sich.
Apalagi jika kamu parkir di depan sebuah toko, awalnya tidak ada tukang parkirnya, namun pada saat mau pergi, tiba tiba munculnya sosok bapak-bapak atau mungkin ibu ibu berlari kearahmu lengkap dengan atribut seperti petugas parkir.
Kalau ini mah tukang parkir hantu kali yaa.
Keselnya kalau kehilangan ga mau tanggung jawab, kalau sudah mau pergi aja di  mintaian uang.
Kadang Antara geram sama ungkapan terimakasih itu beda tipis. Kenapa?
Contohnya tempat penitipan sepeda motor yang resmi itu sudah full, sangat menolong sekali jika ada tempat penitipan lain yang masih available. Namun juga ada rasa was was, ketika nitipin kendaran bermotor. Mungkin akan lebih percaya jika  kita sudah kenal baik dengan orang yang punya tempat penitipan atau penjaganya. Kita bisa belajar dari kasus yang beberapa bulan lalu viral di salah satu media sosial.
Orang tersebut kehilangan sepeda motonya di penitipan, dan sialnya STNK nya ada di motor tersebut dan dia tidak ada kartu parkir karena waktu menitipkan kalau tidak salah, kartunya habis atau memang tidak di kasih karena cuma berlandaskan saling percaya. Namun naas nya, orang yang kehilangan motor tersebut di sebut mengada ngada karena tidak ada bukti kartu parkirnya, padahal orang penjaganya itulah yang dia  temui saat menitipkan motor. Karena itulah berhati hatilah untuk memilih penitipan kendaraan bermotor.
Ada juga yang mempercayai bahwa tarikan parkir illegal itu adalah salah satu jatah preman atas kepemilikan tanah atau usaha.
Namun ada juga tukang parkir yang berbaik hati, dengan menata motor kita dan menutupinya dengan kardus agar tidak terlalu terpapar oleh cahaya karena memang tempat parkirnya itu di dekat jalan raya. Seperti yang saya bilang, ada kalanya kita merasa berterimakasih atas kehadiran mereka ada kalanya beberapa hal membuat kita geram.
Jadi semakin berhatilah hatilah dan tetap jangan lupa ucapkan terimakasih seikhlasnya atas usaha mereka untuk menertibkan kendaran bermotor ketika berparkir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H