Mohon tunggu...
Fitri Ananda
Fitri Ananda Mohon Tunggu... -

mahasiswa-belajar terus menulis-powerful :D

Selanjutnya

Tutup

Drama

Pementasan Teater Jerman “WOYZECK”

27 Mei 2012   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:43 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nampaknya masih jarang ditemui, pementasan Teater menggunakan 2 bahasa. Jerman dan Indonesia. Apalagi menggabungkan unsur budaya keduanya. Namun, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Reguler yang medapat mata kuliah Literatur II mampu mengemas semua itu secara apik melalui pementasan Teater yang mengusung lakon “Woyzeck” pada Jum’at (25/05) di Stage Tari FBS UNY. Pementasan yang tergolong sukses ini tidak terlepas dari keterlibatan Eko B. Saputro sebagai supervisor. Eko begitu ia akrab disapa juga merupakan alumni UNY, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. “Untuk memadukan dua bahasa dalam satu pertunjukan menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, kami dan pemain harus mencari solusi untuk hal itu. Oleh karena itu, kami melakukan adaptasi bersama, sehingga untuk literasi dan interpretasinya diharapkan dapat menjalin rangkaian cerita yang mudah dicerna.” Jelas Eko saat wawancara. “Diceritakan tokoh Woyzeck seorang tentara miskin berpangkat Kopral menjadi bulan-bulanan para atasan dan orang-orang disekitarnya. Keadaan ekonomi memaksanya mencari pekerjaan sampingan sebagai tukang cukur tentara. Selain itu, Woyzeck mendapat pekerjaan sebagai kelinci percobaan seorang dokter yang membuatnya harus makan kacang selama tiga bulan untuk dijadikan obyek penelitian. Selama itu pula, Woyzeck sering mengalami kejadian-kejadian aneh dan berhalusinasi. Puncaknya, Woyzeck yang kumpul kebo dengan Marie mendapat kabar bahwa kekasihnya itu ada ‘main’ dengan seorang Mayor. Kala perselingkuhan itu terkuak, ia menjadi kalap dan pembunuhan pun tak terelakkan.” Tambah Eko disela-sela pertunjukan. Menurut mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Sholeh Ambar S, pementasan ini merupakan aplikasi dari mata kuliah Literatur II yang didapat mahasiswa semester 6. “Sebagai Ujian Akhir Semester (UAS), kami diberi pilihan untuk test teori atau praktek, selanjutnya kami menyepakati untuk melakukan pementasan.” Tambah Sholeh yang juga Kru dan pemain dari pementasan. Dengan suksesnya pementasan Woyzeck, mereka berharap kedepannya sastra asing dapat berkembang di UNY yang memiliki jurusan bahasa asing. (pipid)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun