Mohon tunggu...
fitrianamaulida
fitrianamaulida Mohon Tunggu... Guru - UINSA

baca tulis berenang berkuda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Kegiatan Spiritual dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Masjid

15 Desember 2024   06:11 Diperbarui: 15 Desember 2024   06:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan mahasiswa, terutama di tengah tekanan akademik, ekspektasi sosial, dan tantangan hidup lainnya. Di sisi lain, kegiatan spiritual yang dilakukan di masjid sering kali menjadi sarana untuk menemukan ketenangan batin, makna hidup, dan kedamaian. Artikel ini membahas bagaimana kegiatan spiritual yang dilakukan di masjid dapat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa, serta pentingnya memperkuat hubungan antara keduanya.

Urgensi Kesehatan Mental bagi Mahasiswa

Mahasiswa berada pada fase transisi kehidupan, di mana mereka menghadapi berbagai tekanan seperti tugas akademik, tanggung jawab finansial, dan tantangan untuk membangun hubungan sosial. Tekanan ini sering kali memicu stres, kecemasan, hingga depresi jika tidak dikelola dengan baik. Dalam situasi ini, kesehatan mental menjadi kunci untuk menjaga produktivitas, hubungan interpersonal, dan kebahagiaan.

Sayangnya, stigma seputar kesehatan mental masih tinggi di kalangan mahasiswa. Banyak dari mereka yang enggan mencari bantuan profesional dan justru mencari alternatif lain, seperti mendalami kegiatan spiritual.

Kegiatan Spiritual di Masjid

Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan pendidikan. Mahasiswa yang aktif di masjid biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan seperti:

  1. Salat Berjamaah
    Aktivitas salat berjamaah, terutama salat lima waktu, memberikan rutinitas yang membantu mengatur waktu dan menciptakan rasa kedisiplinan. Kehadiran di masjid juga memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi dengan komunitas yang memiliki nilai-nilai spiritual serupa.
  2. Pengajian dan Kajian Islam
    Pengajian memberikan wawasan tentang nilai-nilai agama yang dapat menjadi pedoman hidup. Melalui kegiatan ini, mahasiswa sering kali mendapatkan solusi atas masalah-masalah yang mereka hadapi, baik secara emosional maupun spiritual.
  3. I'tikaf dan Dzikir Bersama
    Kegiatan i'tikaf, terutama di bulan Ramadan, memberikan waktu khusus untuk refleksi diri, introspeksi, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir bersama juga membantu mahasiswa mencapai ketenangan batin.
  4. Kegiatan Sosial dan Dakwah
    Masjid sering menjadi pusat kegiatan sosial, seperti membantu masyarakat kurang mampu atau kegiatan filantropi lainnya. Aktivitas ini tidak hanya mempererat hubungan dengan sesama, tetapi juga memberikan rasa makna dan tujuan dalam hidup.

Hubungan Kegiatan Spiritual dan Kesehatan Mental

Penelitian dan pengalaman empiris menunjukkan bahwa kegiatan spiritual di masjid dapat memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan mental mahasiswa:

  1. Mengurangi Stres dan Kecemasan
    Aktivitas spiritual seperti salat, dzikir, dan membaca Al-Qur'an memiliki efek menenangkan pada otak. Penelitian menunjukkan bahwa praktik spiritual dapat menurunkan kadar kortisol, hormon stres, dalam tubuh. Selain itu, suasana masjid yang damai membantu mahasiswa melepaskan beban pikiran dan menenangkan hati.
  2. Meningkatkan Rasa Makna Hidup
    Dalam kegiatan spiritual, mahasiswa sering diingatkan akan tujuan hidup yang lebih besar, yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasa makna ini menjadi landasan kuat untuk menghadapi tantangan hidup, sehingga mahasiswa lebih resilien terhadap tekanan.
  3. Membangun Dukungan Sosial
    Kegiatan di masjid sering kali melibatkan interaksi dengan sesama jamaah, termasuk sesama mahasiswa. Hubungan ini menciptakan dukungan sosial yang penting bagi kesehatan mental, karena mahasiswa merasa memiliki tempat untuk berbagi dan mendapatkan nasihat.
  4. Memupuk Sikap Positif dan Optimisme
    Ajaran agama yang disampaikan di masjid sering kali menekankan pentingnya bersyukur, bersabar, dan berpikir positif. Sikap ini membantu mahasiswa untuk mengelola emosi negatif dan fokus pada hal-hal yang membangun.
  5. Meningkatkan Keseimbangan Hidup
    Kegiatan spiritual memberikan waktu untuk jeda dari rutinitas akademik yang padat. Aktivitas ini membantu mahasiswa menciptakan keseimbangan antara aspek fisik, emosional, dan spiritual dalam hidup mereka.

Tantangan dalam Mengintegrasikan Kegiatan Spiritual

Meskipun manfaatnya jelas, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi agar kegiatan spiritual lebih efektif dalam mendukung kesehatan mental mahasiswa:

  1. Kurangnya Kesadaran
    Tidak semua mahasiswa menyadari pentingnya kesehatan mental dan bagaimana kegiatan spiritual dapat membantu. Sosialisasi yang lebih luas diperlukan untuk meningkatkan partisipasi mereka.
  2. Stigma terhadap Masalah Mental
    Sebagian mahasiswa mungkin merasa bahwa mengalami masalah mental adalah tanda kelemahan iman, sehingga enggan berbicara atau mencari bantuan. Hal ini harus diatasi melalui edukasi yang lebih inklusif.
  3. Keterbatasan Waktu
    Mahasiswa sering kali merasa bahwa jadwal akademik mereka terlalu padat untuk mengikuti kegiatan di masjid. Oleh karena itu, diperlukan fleksibilitas dalam jadwal kegiatan spiritual agar lebih mudah diakses.
  4. Kurangnya Fasilitas
    Tidak semua masjid kampus memiliki fasilitas atau program yang mendukung kesehatan mental. Dengan dukungan dari pihak kampus dan komunitas, kegiatan masjid dapat diperluas untuk mencakup konseling berbasis agama atau program kesehatan mental lainnya.

Kesimpulan

Kegiatan spiritual di masjid memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan mental mahasiswa. Masjid menyediakan ruang untuk introspeksi, relaksasi, dan penguatan hubungan sosial yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa di tengah tekanan hidup. Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid adalah oasis bagi jiwa, tempat di mana mahasiswa bisa menemukan ketenangan dan makna hidup.

Melalui integrasi yang lebih baik antara kegiatan spiritual dan pendidikan kesehatan mental, masjid dapat menjadi tempat yang tidak hanya memperkuat iman, tetapi juga membantu mahasiswa menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih sehat secara mental dan spiritual.

Dengan memanfaatkan masjid sebagai pusat pengembangan spiritual, mahasiswa tidak hanya menjaga kesehatan mental mereka tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan. Bukankah kesehatan mental adalah kunci untuk keberhasilan hidup dan akademik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun