Peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad di Mekah dan Madinah merupakan era penting dalam sejarah Islam, dimana Nabi Muhammad Saw melaksanakan dakwah dan mengembangkan sistem sosial, politik, ekonomi dan militer berdasarkan pada ajaran Islam.
Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad di Mekkah
   Setelah mendapatkan perintah untuk menyeru kepada Tuhan Yang Maha Esa, Nabi Muhammad mulai berdakwah kepada umatnya. Namun Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau berdakwah pertama kali kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang mengikutinya dan beriman ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul oleh Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang diangkat menjadi anak asuh/angkat). beliau menyeru Abu Bakar (sahabat dekat Nabi), setelah itu banyak orang yang masuk islam melalui perantara Abu Bakar.
   Dakwah secara terang-terangan merupakan langkah bijak yang dilakukan oleh Nabi. Beliau melarang umat Islam pada masanya untuk mendemonstrasikan Islam dengan perkataan atau perbuatan. Nabi Muhammad menemui mereka hanya secara sembunyi-sembunyi dikarenakan ada kekhawatiran akan terjadi bentrokan fisik antara Muslim dan non-Muslim. Namun hal ini sebenarnya terjadi tepat pada tahun keempat setelah kenabian. Tentu saja, jika bentrokan fisik terus berlanjut, umat Islam bisa hancur. Oleh karena itu, tindakan yang paling bijaksana adalah menyembunyikan keislaman mereka. Namun Nabi Muhammad tetap berdakwah dan ibadah di kalangan musyrik dan tidak membatasi aktivitas tersebut sama sekali. Namun umat Islam tetap mengadakan pertemuan secara sembunyi-sembunyi demi kemaslahatan diri mereka dan kemaslahatan Islam. Pertemuan tersebut diadakan secara rahasia, jauh dari  mata-mata Quraisy, di rumah terpencil al-Arqam bin Abil al-Arqam al-Makhzumi  di perbukitan Safa Ta, dan tempat ini lah yang menjadi tempat dakwahnya.
   Selama tiga tahun, Rasulullah menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi dan kemudian berdakwah didepan umum. Pertama kali Nabi menyampaikan imbauan umum ini kepada kerabatnya, dan kemudian kepada masyarakat Mekkah. Belakangan ini, suku-suku Arab dari berbagai daerah datang ke Mekkah. Nabi berdakwah secara terbuka kepada seluruh masyarakat Mekkah, dan dengan bantuan para sahabat Nabi, cepat atau lambat banyak orang Arab yang masuk agama Islam. Terlabih lagi, para pemimpin kafir Quraisy yang tidak ingin agama Islam menjadi besar dan kuat, dimana mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menghalangi dakwah Nabi dengan menyiksa orang-orang yang beriman dengan Nabi.
   Para pemimpin Quraisy melakukan banyak hal untuk menghalangi Nabi berdakwah. Pada mulanya mereka meyakini bahwa kekuatan Nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib. Mereka mengancam Abu Thalib dan menyuruhnya memutuskan apakah akan menyuruh Nabi berhenti berdakwah atau menyerahkannya kepada orang-orang kafir suku Quraisy. Karena cara--cara diplomatik dan bujuk rayu gagal dilakukan, para pemimpin Quraisy akhirnya menggunakan cara-cara fisik yang telah mereka gunakan sebelumnya namun semakin intensif. Jika orang Quraisy mengetahui ada orang disekitarnya yang masuk Islam, maka mereka akan sangat marah dan akan menyiksanya, bahkan membunuh hamba sahaya dan keluarganya sendiri, jika tidak kembali ke agama sebelumnya (murtad).
   Ditengah kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy, ada dua orang Quraisy yang berpengaruh, yaitu Hamzah dan Umar bin khattab yang ikut masuk Islam, sehingga memperkuat posisi umat Islam. Hal ini meningkatkan reaksi kaum Quraisy, dimana mereka menyusun strategi baru untuk melumpuhkan kekuatan Muhammad SAW berdasarkan perlindungan Bani Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikot, yakni dengan memutuskan hubungan dengan suku ini.
Peradaban Islam pada Masa Nabi Muhammad di Madinah
   Ketika tekanan dan penderitaan terhadap kaum Quraisy semakin meningkat, Rasulullah memerintahkan umat muslim untuk hijrah ke Madinah. Hijrah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dimana Nabi berjalan bersama Abu bakar ketika umat Muslim telah tiba di Madinah. Hijrah dari Mekkah ke Madinah merupakan langkah untuk melepaskan diri dari ancaman dan tekanan kaum kafir Quraisy dan masyarakat Mekkah yang tidak mau memperbaharui ajaran nenek moyang mereka, namun juga  untuk mengendalikan kemungkinan atau potensi dan strategi dalam menghadapi tantangan selanjutnya, sehingga nanti terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui wahyu Allah SWT.
   Di Madinah, Nabi membina dan mengembangkan masyarakat Islam selama 13 tahun dan mendirikan sistem kehidupan sosial. Ketika Nabi tiba di Madinah, beliau segera membangun masjid yang menjadi pusat ibadah dan kebudayaan, serta markas besar Islam, dan disana beliau meletakkan dasar-dasar yang mengikutsertakan "Ikhwanul Muslimin".
   Negara Islam yang baru berdiri ini terus mendapat tantangan dari pihak-pihak yang tidak menyukai pertumbuhan agama Islam dan adanya pemberontakan, sehingga terjadilah peperangan ketika Nabi berada di Madinah, dan kedua perang tersebut terjadi disekitar dan di luar Madinah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H