Sophie Putri Florentine Laura
Anastasia Vanya D.S
Fitriana
Amir Mahmud
Hasya Dhifan Putra
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya memberikan pelatihan inovasi mengenai pengolahan limbah kulit pisang menjadi sabun cair kepada UMKM kripik pisang dan Ibu-ibu PKK Desa Bakalan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Keripik pisang adalah makanan ringan yang terbuat dari pisang yang diiris tipis dan kemudian digoreng hingga renyah. Jenis pisang yang digunakan untuk keripik pisang umumnya adalah pisang kepok, pisang raja, atau pisang ambon. Pisang yang digunakan adalah pisang dengan kategori matang tetapi tidak terlalu lembek.
Hasil produksi keripik pisang yang melimpah tentunya akan menghasilkan limbah kulit pisang yang melimpah pula. Setelah buahnya dibuat sebagai bahan dasar keripik pisang, seringkali kulitnya diabaikan, padahal kulit pisang memiliki potensi yang signifikan untuk diolah kembali.
Dengan inovasi yang tepat, limbah kulit pisang dapat dikembangkann menjadi produk inovasi baru. Pemanfaatan limbah kulit pisang dapat mengurangi jumlah yang limbah yang menumpuk dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat Desa Bakalan utamanya Ibu-ibu PKK.
Program yang sedang dijalankan oleh sub kelompok 5 kelompok KKN R2 bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa dalam membuat inovasi pengolahan limbah kult pisang menjadi sabun cair. Pemanfaatan limbah kulit pisang tidak hanya meningkatkan nilai ekonomis dari limbah kulit pisang, tetapi juga memberikan inovasi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Program ini dijalankan oleh Sophie Putri. F.L, Anastasia Vanya D.S.B, Amir Mahmud, Fitriana, Hasya Dhifan P.
Di Desa Bakalan, terdapat beberapa UMKM, salah satu UMKM yang cukup berkembang adalah UMKM keripik pisang. Dibalik potensi perkembangan UMKM tersebut, limbah kulit pisang yang melimpah seringkali dibuang dengan sia-sia tanpa memiliki nilai jual.
"Berdasarkan hasil observasi kami di lapangan, beberapa UMKM kulit pisang di Desa Bakalan tidak memanfaatkan limbha kulit pisangnya, sebagian dijadikan pakan ternak namun sebagaian besar dibuang"
"Program yang kami kembangkan memiliki tujuan untuk membantu UMKM mengolah limbahnya dengan tepat dan memberdayakan masyarakat untuk menciptakan produk baru yang mendukung ekonomi mereka"
Sementara itu proses pembuatan sabun cuci cair memiliki runtutan proses sebagai berikut, langkah pertama memotong kulit pisang menjadi bagian kecil-kecil, kemudian memasukkan hasil potongan kedalam blender dan menambahkan air sebanyak 250ml. Setelah diblender, saringlah hasil sari kulit pisang dengan saringan. Langkah selanjutnya siapkan gelas takar dan tambahkan air sebanyak 600ml. Tambahkan 3 sdm bubuk EDTA dan 5 sdm texapon. Lalu tambahkan juga 4 buah perasan jeruk nipis sebagai penambah aroma dan 5 sdm garam sebagai pengental sabun cuci. Setelah semua bahan dimasukkan, tambahkan hasil saringan kulit pisang dan  aduk hingga semua bahan tercampur rata. Jangan lupa untuk menambahkan pewarna makanan secukupnya agar tampilan sabun cuci lebih menarik. Kelompok kami merekomendasikan untuk menggunakan pewarna pasta perisa koepoe. Setelah hasil sabun cair jadi, tuang hasil sabun cuci ke dalam botol kemasan.
"Jadi limbah hasil produksi keripik pisang dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk inovatif yang bermanfaat, sehingga dapat memberdayakan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan limbah kulit pisang"
Pengolahan kulit pisang menjadi sabun cuci cair memiliki banyak keunggulan, salah satunya mengurangi jumlah limbah kulit pisang dan mendukung keberlanjutan lingkungan dengan membuat sabun cair organik.
Selain itu, memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi inovasi sabun cuci cair dapat menciptakan peluang baru bagi masyarakat Desa Bakalan, Kecamatan Gondang, untuk menciptakan inovasi produk yang memiliki nilai jual dan manfaat.
"Dalam mewujudkan inovasi dari program ini, kelompok kami telah melakukan pendampingan dan pelatihan praktis kepada masyarkat Desa Bakalan untuk membuat sabun cuci cair dari kulit pisang. Masyarakat Desa Bakalan merespon dengan positif karena mereka melihat manfaatnya dalam mengurangi limbah dan mengubahnya menjadi produk yang bernilai ekonomis"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H