Mohon tunggu...
Nur Fitria
Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan dan Konseling

Let it flow

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pengetahuan Psikoedukasi Seksual untuk Mencegah Pelecehan Seksual pada Anak

16 Desember 2021   22:39 Diperbarui: 16 Desember 2021   22:43 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kalian jika terjadi peningkatan kasus kekerasan pada perempuan dan anak dalam waktu 2019-2021. Kekerasan pada anak di 2019 terjadi sebanyak 11.057 kasus, 11.279 kasus pada 2020, dan 12.566 kasus hingga November 2021 data tersebut diperoleh Kementerian PPPA. 

Fakta di lapangan nyatanya masih banyak kasus-kasus yang berlum terlaporkan hal tersebut dikenal dengan fenomena gunung es. Apa sih fenomena gunung es?? Yaa.. Fenomena gunung es yakni hanya sebagian saja yang berani melapor sedangkan sebagian lagi masih malu dengan anggapan keluarga dan masyarakat sekitar. 

Kondisi di Indonesia banyak keluarga dan guru masih sering menganggap pengetahuan tentang seks tabu atau tidak layak untuk diberikan pada anak karena dianggap ketika anak mengenal pendidikan seks sejak dini maka dikawatirkan anak akan mengenal perilaku seks sejak dini pula, padahal anak seharusnya diberikan dari awal untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual, supaya anak yang telah dibekali pengetahuan tentang seks dapat mencegah pelecehan seksual dengan mudah dan penuh keberanian.

Triwijati (2007) mendefinisikan pelecehan seksual sebagai perilaku atau perhatian  seksual yang tidak  diinginkan  yang berdampak meresahkan penerima pelecehan,  pemaksaan untuk melakukan aktivitas seksual, pernyataan yang menghina tentang orientasi seksual, permintaan untuk melakukan tindakan seksual yang disukai pelaku, atau perkataan atau tindakan yang menyiratkan seks, bisa disebut pelecehan seksual.

Bentuk pelecehan seksual ternyata tidak hanya kontak fisik saja, namun non fisik dan juga verbal, seperti menujukkan alat kelamin pada anak, memaksa anak menujukkan alat kelamin,  intimidasi, candaan dan lainnya Adanya kasus pelecahan seksual pada anak akan menyebabkan anak memiliki trauma, oleh karena itu kita perlu melakukan pencegahan kekerasan seksual pada anak dengan melakukan pemberian psikoedukasi seksual atau pendidikan seks sejak dini.

Pentingnya psikoedukasi seksual sejak dini yaitu untuk menambah pengetahuan anak tentang jenis kelamin, kondisi tubuhnya dan lawan jenis, hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta cara menjaga diri dari kekerasan seksual. Ternyata psikoedukasi seksual dapat diberikan kepada anak sejak dini melalui pendidikan formal dan informal loh, tentunya juga mendapat dukungan dari pengetahuan orang tuanya terkait seksual.  Hal tersebut dapat dilakukan ketika anak mulai bertanya tentang perbedaan jenis kelamin.

Sebenarnya apa sih psikoedukasi seksual itu? Psikoedukasi seksual adalah upaya peningkatan pemahaman pada anak terkait perbedaan jenis kelamin dan pelecahan seksual. Psikoedukasi dapat diberikan dengan bahasa dan cara yang sederhana sesuai dengan perkembangan kognitif anak seperti memutarkan video, melaui gambar dan cerita dengan alat peraga tersebut dimaksud untuk mempermudah penyerapan informasi oleh anak.

Kalian tau gak kalau faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual pada anak karena rendahnya kesadaran masyarakat pada hak anak, rendahnya pendidikan karakter dirumah, rendahnya pengetahuan tentang pendidikan seks, lemahnya sistem hukum serta banyaknya perilaku kerjahatan. Oleh karena itu setiap anak perlu dibekali pengetahuan akan seks agar anak mengerti dan memahami peran juga jenis kelaminnya.

Berikut upaya pencegahan pelecehan seksual yang dapat diajarkan pada anak (Choirudin, 2008):

  1. Latih anak untuk mengenali organ seksualnya dengan bahasa sederhana, ajari bahwa ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki.
  2. Larang orang lain untuk menyentuh atau merabah organ seksual anak, jika ada yang berani menyentuh maka anak dengan tegas menolak bila perlu teriak sekeras mungkin.
  3. Lapor pada orang tua atau guru jika hal tersebut terjadi, ajari anak untuk terbuka atas apa yang menimpanya.

Semoga dengan 3L kita dapat mencegah pelecehan seksual dimanapun dan oleh siapapun..

Sumber:

Choirudin, M. (2008). Urgensi Pendidikan Seks Sejak Dini dalam Belenggu Kekerasan Seksual terhadap Anak (sebuah upaya preventif dan protektif). Jurnal Insania. 13(2).
Triwijati, N. K. E. (2007). Pelecehan Seksual : Tinjauan Psikologis. Surabaya : Universitas Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun