Mohon tunggu...
Fitria Monika Janita
Fitria Monika Janita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Mataram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampanye Sosial Media

2 Desember 2023   11:00 Diperbarui: 2 Desember 2023   11:07 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KAMPANYE SOSIAL MEDIA
Oleh : Fitria Monika Janita

Kampanye  media sosial mempunyai dampak yang sangat besar terhadap dunia politik modern. Berikut  beberapa perspektif yang mungkin mencerminkan opini masyarakat terhadap kampanye politik di media sosial

Aksesibilitas dan jangkauan yang luas: Kampanye di media sosial memungkinkan  kandidat politik menjangkau khalayak yang lebih luas dengan cepat dan dengan biaya yang relatif rendah. Mereka dapat berinteraksi  langsung dengan calon pemilih  dari berbagai latar belakang dan wilayah, sehingga membantu meningkatkan kesadaran mengenai platform dan visi politik mereka.

Keterlibatan Pemilih Muda: Media sosial sangat efektif dalam menjangkau pemilih muda, termasuk Gen Z dan Milenial.

Berkampanye di platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok memungkinkan kandidat untuk berkomunikasi  lebih dekat dan mencerminkan preferensi generasi yang melek teknologi. Pembentukan  dan polarisasi opini: Kampanye  media sosial juga dapat menimbulkan polarisasi opini di masyarakat.
Algoritma platform sosial sering kali memberikan informasi yang sesuai dengan tren dan pandangan yang  ada, sehingga mengarah pada pembentukan "gelembung informasi" di mana pemilih cenderung hanya terpapar pada satu jenis opini politik.

Menyebarkan disinformasi dan manipulasi: Salah satu tantangan terbesar kampanye  media sosial adalah penyebaran disinformasi dan manipulasi. Informasi dan berita palsu dapat dengan mudah menyebar luas dan mempengaruhi opini publik. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap proses demokrasi. Regulasi dan Transparansi: Opini publik terbagi mengenai perlunya regulasi  kampanye  media sosial. 

Beberapa pihak berpendapat bahwa peraturan yang lebih ketat diperlukan untuk mengekang penyebaran informasi yang salah dan penggunaan data pribadi, sementara yang lain mendukung kebebasan berekspresi dan percaya bahwa peraturan merupakan ancaman terhadap kebebasan berpendapat. Pentingnya literasi digital : Opini masyarakat juga menekankan pentingnya literasi digital ketika mengevaluasi informasi  di media sosial. Pendidikan tentang cara mengidentifikasi dan memilih informasi yang valid adalah kunci untuk memerangi penyebaran informasi yang salah. Opini publik mengenai kampanye  media sosial beragam, dengan beberapa aspek positif seperti akses luas dan keterlibatan pemilih muda, namun pada saat yang sama terdapat disinformasi dan kontra-narasi yang dapat mengancam integritas nasional. Kami juga menyadari tantangan besar seperti  polarisasi proses politik.

Peran media sosial tidak lagi  sekedar sebagai wadah hiburan, namun sudah merambah ke berbagai kegunaan lainnya. Misalnya, media sosial mempunyai dampak yang signifikan terhadap kampanye politik online. Bahkan sebelum pemilukada tahun 2020, sudah banyak contoh kampanye politik online yang dilakukan  para politisi. Sosialisasi kampanye melalui media sosial yang kreatif diyakini dapat dengan mudah menjadi viral dan  menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui visi, misi, dan program kegiatan calon pasangan sponsor (Paslon). Media sosial dapat memberikan dampak yang besar jika strategi kampanye Kita diterapkan dengan benar.

Realitas akan menjadi fakta yang tidak bisa di bantah bahwa kampanye di sosial media seperti facebook,Instagram, Youtube,Tiktok dan sosial media lainnya  menjadi sebuah trend baru yang di gunakan para pilpres untuk mensosialisasikan dirinya. Secara sederhana kita bisa melihat point penting yang bisa di ambil dengan kampanye sosial media. Dari segi pandangan para calon presiden, kampanye sosial media relatif lebih murah bahkan tidak perlu mengeluarkan uang dan ini jauh lebih efektif di bandingkan dengan pemasangan baliho, spanduk, di rumah-rumah desa bahkan di jalan raya.

Kampanye di sosial media menjadi hal yang baru bagi calon kandidat atau calo presiden untuk memperkenalkan dirinya sendiri, mensosialisasikan diri kepada masyarakat bahkan tidak bisa di duga pengaplikasian teknologi saat ini bisa mempermudah kegiatan atau aktifitas manusia sebagai makhluk sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun