Judul : Ini Tentangmu Perempuanku
Penulis : Win R.G. (Bersama Mahasiswa FKIP UMSU)
Halaman : xi + 54
Cetakan : I tahun 2010
Penerbit : Format Publishing
“Masihkah kau berkawan malam? Sekali pun tak ada setitik bintang Pelan-pelan kau cari penghidupan Agar tawa tetap berangkai di rembulan”
Penggalan puisi tersebut merupakan salah satu puisi yang ditulis oleh Win R.G. dalam buku “ Ini Tentangmu Perempuanku” ini. Mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang bernama “ibu”. Seorang perempuan yang tak kenal waktu dalam memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan keluarganya.
“ Aku tahu Itu hanya mimpi Karena engkau pergi terlalu pagi Di saat kumasih dini”
Kalau penggalan puisi ini, adalah puisi yang ditulis oleh Eka Putri S.W. Penggalan puisi ini ada di dalam buku yang sama, yaitu buku “ Ini Tentangmu Perempuanku”. Puisi ini mengisahkan tentang kerinduan seorang anak pada ibunya agar selalu dapat menemani hidupnya.
Penulis buku ini, yaitu Win R.G merupakan dosen Bahasa Indonesia pada FKIP UMSU dan ketua umum Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut 2009-2011. Buku ini yang merupakan antologi puisi, ia tulis dengan mahasiswanya yang ada di FKIP UMSU. Terdapat 30 judul puisi yang ditulis oleh 17 penulis dalam buku ini, beberapa diantaranya Win R.G., Taufik Hidayat, Zulia Harnida, Indah Permata Sari dan Jumadi Kudadiri.
Buku setebal 54 halaman ini, berisikan puisi-puisi tentang perempuan yang ditulis dengan kata-kata dan makna yang indah. Siapa saja bisa membacanya sebab setiap katanya tidak susah untuk dimengerti maknanya. Apalagi, setiap puisi yang ada dilengkapi dengan refleksi sehingga mempermudah kita untuk memahami maksud puis-puisinya. Selain itu, buku ini beda dengan buku antologi puisi yang lain. Ukurannya yang tidak begitu besar dan tebal membuat buku ini menyerupai buku saku yang bisa Anda bawa kemana saja dan bisa dibaca dimana saja.
Membaca puisi-puisi yang ada di dalam buku ini seakan-akan mengajak kita untuk “mengintip” dunia perempuan. Dunia perempuan yang penuh dengan liku-liku perjuangan hidup. Bagaimana pahitnya kehidupan para perempuan, yaitu ibu dalam memperjuangkan yang terbaik bagi anak-anaknya dan keluarganya. Dan pada akhirnya memang, buku ini akan membuat kita menyetujui sebuah pernyataan hidup bahwa “perempuan adalah makhluk yang kuat”.
Bagaimana kelanjutan dua penggal puisi di atas? Bagaimana isi dan refleksi dari puisi-puisi lainnya yang ada dalam buku ini? Agar tidak penasaran, saya sangat menyarankan Anda untuk segera membaca buku ini dan “melahap”-nya sampai habis, siapapun Anda, para perempuan atau para pria. Selamat membaca!
Peresensi: Fitri Amaliyah Batubara – FLP Sumut
(telah dimuat di Harian Analisa, 14 Juli 2010/ Rabu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H