Mohon tunggu...
Fitri Alfia Ardi
Fitri Alfia Ardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pascasarjana

Nganjuk pada bulan Januari, 24 tahun lalu...

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Terapi Diri Melalui Seni

15 September 2021   11:10 Diperbarui: 15 September 2021   13:03 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram/ftriardia_v 

Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengekspresikan diri. Bentuk ekspresi diri yang paling sering dilakukan adalah dengan membuat sebuah karya seni. Dengan seni kita bisa menuangkan segala perasaan. Seni dapat dibuat sepenuh hati oleh para ahli ataupun pekerja seni. Namun adakalanya kita yang belum pernah berkecimpung di bidang seni menjadi sah-sah saja untuk turut mencipta, menuangkan perasaan, bahkan memulai menekuni hobi baru di bidang seni tersebut.

Berfokus pada perasaan, seni bisa menjadi obat dikala hati kita penuh dengan perasaan yang meluap-luap dan mengganggu. Bahkan seni bisa menjadi terapi untuk mengurangi stress. Salah satu cara untuk mengurangi stress melalui terapi seni adalah dengan melukis.

Melukis memerlukan fokus dari awal hingga akhir. Anda mungkin berpikir bahwa lukisan setengah jadi masih terlihat abstrak, namun ketika anda menyelesaikan lukisan tersebut anda akan melihat keindahan yang bisa anda ciptakan, dan rasa percaya diri anda juga akan meningkat.

Tidak perlu keahlian khusus untuk melukis. Anda hanya memerlukan waktu dan media untuk melukis, seperti kanvas/kertas, cat, dan kuas. Nah, sekarang anda sudah bisa mulai melukis. Jangan pernah ragu ataupun takut untuk mulai melukis. Dan jangan berpikir akan seperti apa jadinya lukisan anda nanti. Anda hanya perlu fokus, kembangkan imaginasi, dan ikuti arah pikiran anda. Bila anda merasa kesulitan untuk menemukan gambaran, anda bisa menjadikan objek ataupun lukisan di internet sebagai contoh.

Namun yang terpenting disini adalah meluapkan emosi anda. Luapkan semua amarah dan rasa kekecewaan anda terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa. Dengan begitu anda dapat memaksimalkan diri. Pun sebaliknya, dalam keadaan senang anda juga bisa melukis untuk mewakili suasana hati anda.

Saya adalah seseorang yang buta akan seni lukis sebelumnya. Saya tidak pernah mencoba untuk melukis. Namun karena suatu peristiwa yang membuat saya sangat kecewa, akhirnya saya berminat dan berniat untuk mulai melukis.

Saya mulai dengan mencari media lukis, seperti kanvas dan beberapa kuas serta cat minyak. Kemudian saya mencari referensi dari youtube tentang bagaimana melukis sebuah pemandangan sederhana. Seperti langit dengan bulan, laut, dan gunung. Saya melukis dengan sepenuh hati serta mengingat segala kejadian yang membuat saya selalu merasa berapi-api. Saya melukis ketika waktu senggang, karena untuk melukis di sebuah kanvas berukuran 30x40 cm saya rasa tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. 

Setelah beberapa kali melukis, saya menyadari bahwa sebenarnya banyak yang bisa saya lakukan di kehidupan saya dan tidak melulu soal ambisi. Melukis dapat menjadi obat bagi saya, meski terkadang saya masih malu untuk menunjukkan hasil lukisan saya yang pada dasarnya tidak menggunakan teknik apapun. Tapi saya senang, dengan melukis saya seakan bisa menemukan diri saya yang selama ini tenggelam dalam keterpurukan dan dengan melukis juga saya jadi tahu bahwa di luar sana ternyata melukis bisa dijadikan sebagai saran terapi (art therapy) oleh para therapist.

Oh iya, untuk mulai melukis saya tidak memberatkan diri saya untuk membeli media lukis yang mahal. Karena memang pada dasarnya hanya untuk ekspresi diri saja, jadi saya membeli kanvas, cat, dan kuas dari online shop dan tidak perlu yang bermerk, asal bisa digunakan dan hasilnya sudah cukup bagi saya. Untuk lebih simpelnya lagi saya menggunakan kertas gambar dengan cat akrilik.

Mungkin kita bisa menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri. Tidak harus melukis, kita bisa mengekspresikan diri dengan bernyanyi, menari, atau bahkan bercerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun