Literasi adalah hal yang sangat penting dalam setiap individu. Literasi dapat menjadi cara pandangan seseorang kepada individu lainnya. Setiap orang memiliki kemampuan dalam berbahasa dan berbicara, yang dimana cara tersebut secara tidak langsung menunjukkan kemampuan seseorang dalam literasi. Menurut Elizabeth Sulzby "1986", Literasi merupakan kemampuan berbahasa dari seorang individu dalam melakukan komunikasi yang mencakup membaca, menulis, menyimak dan berbicara yang dilakukan dengan cara yang unik sesuai dengan tujuan masing-masing. Sedangkan, definis singkat dari literasi adalah kemampuan menulis dan membaca pada setiap individu.
Tingkat literasi di setiap negara pun menjadi pandangan kemampuan negara tersebut. Di Indonesia, tingkat literasinya sangat memprihatinkan. Terlebih pada kalangan remaja sampai dewasa, dimana masa-masa ini adalah masa produktif dari setiap individu untuk mematangkan diri dan mengembangkan kemampuan untuk menghadapi masa depan yang ingin dicapai. Dilansir dari website Perpustakaan Kemendegri, Menurut Menteri Dalam Negeri, Suhajar Diantoro saat rapat koordinasi nasional bidang perpustakaan tahun 2021, tingkat literasi di Indonesia pada penelitian di 70 negara, Indonesia berada di peringkat 62. Dengan literasi yang rendah, membuat Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup, daya saing pun menjadi rendah.
Rendahnya literasi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, faktor yang paling banyak ditemukan yaitu kurangnya fasilitas buku bacaan untuk umum. Dimana yang di setiap rumah individu tidak mungkin dilengkapi oleh buku-buku penunjang pengetahuan. Meskipun telah terdapat banyak fasilitas buku umum, faktor lainnya yaitu jarak fasilitas umum tersebut jaraknya jauh rumah atau tidak terdapat fasilitas yang dapat digunakan untuk berpergian.
Untuk masa sekarang, literasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, mengingat jaman yang mulai serba digital. Akses kemanapun bisa didapatkan hanya dengan bantuan jaringan dan internet. Kemampuan literasi dapat ditingkatkan dengan mudah jika di dalam diri individu tersebut memiliki kemauan yang tinggi untuk membaca dan mencari tahu suatu hal. Berbalik ke faktor yang mempengaruhi literasi, faktor-faktor tersebut hanyalah sebagai alasan. Dengan faktor tersebut, pemerintah dapat membantu untuk memfasilitasi masyarakat. Semua faktor hanya dipengaruhi oleh pemikiran dan niatan dalam setiap individu. Semua alasan kembali kepada diri individu tersebut. Jika seseorang memang memiliki minat baca yang tinggi atau keingintahuan akan suatu hal, pasti mereka akan mencari tahu jawaban tersebut dengan berbagai cara.
Sesuai dengan stigma di masyarakat Indonesia, literasi Indonesia rendah karena rendah pula budaya membaca dalam diri individu. Banyak alasan di jaman globalisasi ini contohnya membaca buku adalah hal yang ketinggalan jaman lebih baik membaca sesuatu hal yang ada di media sosial lebih menarik. Selain itu, terkadang membaca dilakukan secara terpaksa hanya karena tugas sekolah maupun kuliah padahal dengan literasi dapat membantu meningkatkan atau menambah ilmu pengetahuan di dalam diri kita. Untuk meningkatkan literasi seseorang, lakukan pembuatan konten digital secara menarik melalui media sosial. Sebagai remaja dan pemuda Indonesia, mari bersama-sama tingkatkan literasi di Indonesia dengan cara yang kita sukai.
