Mohon tunggu...
FITRIAH ANGGITAPRATAMA
FITRIAH ANGGITAPRATAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

HObby saya masak masak itu merupakan hobby yang paling saya sukai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Peran Industri Manufaktur Sebagai Penghasil Produk Dan Penyedia Lapangan Pekerjaan

31 Oktober 2022   06:17 Diperbarui: 31 Oktober 2022   06:46 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri manufaktur adalah sekelompok perusahaan yang memiliki kegiatan utama untuk memproduksi dan mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi barang yang siap digunakan atau barang jadi. Barang tersebut dibeli perusahaan dari perusahaan atau penyedia lain.Proses dalam industri manufaktur menggunakan peralatan modern seperti mesin-mesin dan menerapkan program manajemen yang terstruktur untuk melakukan produksi. Industri manufaktur menjadi penopang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Oleh karena itulah industri yang satu ini juga menyerap banyak tenaga kerja.

Salah satu sektor indutri manufaktur yaitu sektor industri barang konsumsi. Sektor industri barang konsumsi bisa dikakatan cukup berperan dalam perindustrian dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia buktinya sektor industri barang konsumsi memberikan rata-rata kontribusi PDB sebesar 5,63 persen. Kinerja sektor indutri barang konsumsi juga lebih tinggi dari dua sektor lainnya yaitu sektor aneka industry dasar dan kimia yang hanya sebesar sebesar 1,23 persen dan 0,76 persen. Industri merupakan sektor yang sangat strategis dan masih mempunyai prospek bisnis yang cukup cerah. Dengan demikian, semakin besar tantangan para pelaku usaha sektor barang konsumsi dengan semakin banyaknya pesaing. Salah satu tantangan yaitu mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja perusahaan di tengah persaingan. Tak sedikit perusahaan yang terpaksa go private akibat ketidakmampuan perusahaan bersaing mempertahankan kinerja.

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia khsusunya sektor indutri barang konsumsi diharapkan memiliki kemampuan yang lebihproduktif, dengan begitu dapat meningkatkan nilai tambah bahan baku dan tambahan jumlah tenaga kerja. Terjadinya perkembangan ini tidak terlepas dari peran penting pemerintah yang menerapkan sistem hilirisasi untuk tetap memepertahankan kinierja ekspor industry manufaktur di Indonesia. Untuk tetap mempertahankan perkembangan yang positif ini serta mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja perusahaan di tengah persaingan harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.

Menurut Brigham dan Houston (2006) awalnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dan keuntungan bagi pemegang saham. Untuk memaksimalkan keuntungan dan kemakmuran bagi para pemegang sahamnya perusahaan harus bisa mendapatkan laba dari tahun ketahun dan menjaga nilai perusahaannya sehingga untuk mempertahankan nilai perusahaan diperlukan kebijakan penggunaan struktur modal yang tepat.

Perusahaan dari ekonomi berkembang selalu bergantung kepada pembiayaan hutang, serta pinjaman bank merupakan alat pinjaman konvensional utama dalam ekonomi ini, oleh karena itu pinjaman bank adalah pilihan pertama dalam memperoleh dana eksternal dari perusahaan Pentingnya bagi perusahaan untuk menyeimbangkan antara laba dan hutang merupakan salah satu tantangan bagi sebuah perusahaan. Dalam teorinya Modligami dan Miller mengatakan bahwa, Pajak dibayarkan untuk pemerintah yang artinya pajak merupakan aliran keluar perusahaan sehingga perusahaan akan berhutang untuk mengurangi pajak. perusahaan akan berhutang pada tingkat hutang tertentu dengan maksud untuk mengurangi resiko pajak. perusahaan dengan tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru akan mempunyai tingkat utang yang lebih rendah berdasarkan urutan preferensi penggunaaan dana perusahaan.

Stuktur modal biasanya akan stabil seiring  berjalanya waktu Jika perusahaan salah dalam menentukan stuktur modal maka hal tersebut akan berpengaruh kepada kelangsungan hidup perusahaan, apalagi perusahaan yang terlalu banyak menggunakan proporsi hutang, maka beban yang ditanggung perusahaan juga akan semakin besar, jika perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran hutangnya hal tersebut dapat meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Untuk penerapan struktur modal perusahaan perlu mempertimbangkan variabel atau faktor yang mempengaruhinya.bahwa faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya adalah, profitabilitas,peluang pertumbuhan, tanggibility, likuiditas, kinerja harga saham, earning volatility, dan ukuran perusahaan faktor independent yang mempengaruhi struktur modal diantaranya yaitu; profitabilitas,pertumbuhan perusahaan,pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan.

Ada empat faktor independent yang mempengaruhi struktur modal diantaranya yaitu; Profitabilitas,pertumbuhan perusahaan,pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan.profitabilitas,

1.Profitabilitas didefinisikan sebagai rasio pendapatan sebelum pajak dengan total aset. Teori pecking order mengatakan bahwa semakin besar perusahaan dalam menghasilkan profit atau keuntungan tingkat hutangnya akan lebih rendah atau  faktor penentu yang signifikan dari struktur modal Probabilitas memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

2.Peluang pertumbuhan perusahaan Pertumbuhan perusahaan didefenisikan sebagai pertumbuhan aset perusahaan.semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka akan lebih cenderung menggunakan dana internalnya. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal perusahaan.

3.Pertumbuhan penjualan,pertumbuhan penjualan adalah perubahan kenaikan atau penurunan penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan yang terjadi maka perusaahan akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu Pertumbuhan memiliki dampak negatif terhadap struktur modal.

4.Ukuran perusahaan. Menurut teori trade of perusahaan yang lebih besar akan cenderung memiliki kapasitas hutang yang lebih tinggi sehingga terhindar dari resiko kebangkrutan serta perusahaan yang besar akan lebih mudah dalam memperoleh dana dari pasar modal karena memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta kreditur akan lebih mudah memberikan dananya kepada perusahaan dengan ukuran yang besar Perusahaan yang lebih besar cenderung lebih memilih menggunakan lebih banyak utang, sedangkan perusahaan yang ukuran lebih kecil memiliki akses terbatas ke pasar modal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Perkembangan perusahaan manufaktur saat ini sangat pesat yang dapat menimbulkan pesaingan yang sangat ketat antara perusahaan yang satu dengan yang lain, sehingga semakin banyak tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Umumnya suatu usaha didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba, maka perusahaan ini berusaha menjalankan operasinya dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi dan pengusaha ini harus menekan biaya produksi agar harga pokok produksi menjadi lebih rendah, sehingga harga jual dapat ditekan. Hal ini akan membuat para pengusaha benar-benar memperhatikan
setiap biaya yang dikeluarkan di dalam kegiatan produksinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun