Mohon tunggu...
Fitria Febriyanti
Fitria Febriyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Karawang

Hi! Ife's here :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Efektifkah Penggunaan Mobile Learning bagi Siswa di Situasi Covid-19 Saat Ini?

9 April 2020   09:34 Diperbarui: 9 April 2020   09:37 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bermula di Wuhan, virus COVID-19  merebak ke berbagai negara di seluruh dunia. Banyak bidang yang terpaksa lumpuh, termasuk sektor pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh pandemi ini. Untuk mengutamakan kesehatan dan meredam penyebaran penyakit corona, beberapa minggu ini sudah ada 165 negara yang menutup sekolah-sekolah secara nasional. Menurut UNESCO (The United Nations Scientific and Cultural Organization), hal ini berdampak pada lebih dari 1,5 miliar anak-anak dan remaja.

Indonesia termasuk negara yang memberlakukan belajar di rumah sambil menunggu kepastian kapan sekolah akan dibuka kembali. Untungnya, saat ini ada banyak alat komunikasi digital yang dapat dimanfaatkan sebagai solusi pembelajaran jarak jauh. Seberapa efektif bagi para siswa di tengah pandemi COVID-19 ? Simak penjelasannya berikut ini!

Solusi Mobile Learning di Berbagai Negara

Berbagai negara yang terdampak COVID-19  mulai mencari cara untuk membantu orangtua, guru, sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran siswa selama penutupan sekolah. Berbagai cara pun ditempuh negara-negara di seluruh dunia. Aljazair misalnya, the National Bureau for Distance Education and Training yang dimiliki oleh Ministry of Education menyediakan platform pembelajaran online dalam berbagai mata pelajaran untuk semua level akademik.

Sedangkan Kementerian Pendidikan Spanyol punya Educlan, yaitu saluran online yang menyajikan sumber pendidikan selama penangguhan kelas akibat virus corona. Lebanon menggunakan aplikasi yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dalam bahasa Arab, Inggris dan Prancis. Bukan hanya itu saja keunikannya, aplikasi ini pun dapat dibagikan hingga enam anggota keluarga.

Masih dari benua Eropa, Perancis menyediakan Ma classe à la maison (pelajaran saya di rumah) yang dirancang untuk memungkinkan siswa melanjutkan pelajarannya di rumah dan tetap berhubungan dengan guru mereka. Swiss lewat Sekretariat Negara-nya menggunakan situs web untuk Education, Research and Innovation and the Swiss Conference of Cantonal Ministers of Education yang menyediakan informasi, konektivitas dan sumber daya dalam mendukung pembelajaran jarak jauh.

Kosta Rika juga menggunakan media sosial untuk menyampaikan rencana membaca harian untuk siswa dan orangtua, serta meminta siswa untuk mengembangkan kampanye dalam mengatasi penyebaran pandemi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Italia yang juga memanfaatkan media sosial untuk menjaga hubungan antara guru dan siswa, sekaligus menjaga motivasi belajarnya.

Berbagai Pilihan Metode Mobile Learning

Virus Corona secara signifikan mengubah cara hidup dan menantang kemampuan untuk beradaptasi. Di semua negara, warganya terpaksa menyesuaikan diri tentang bagaimana caranya bekerja, berbelanja, berkomunikasi, hingga belajar. Berbelanja online atau menggunakan media sosial mungkin sudah bukan hal yang asing, tapi berbeda dengan mobile learning yang mendadak diberlakukan untuk merespon penutupan sekolah-sekolah demi memutus rantai penyebaran virus.

Sistem manajemen pembelajaran digital, alat komunikasi dan platform e-learning memainkan peran penting selama pandemi ini. situs atau aplikasi yang tersedia dapat membantu guru untuk mengelola, merencanakan, mengirim dan melacak proses belajar siswa dari jauh. Ada beberapa pilihan yang direkomendasikan oleh UNESCO, salah satunya Google Classroom yang membantu siswa dan guru dalam mengatur tugas, meningkatkan kolaborasi dan komunikasi yang lebih baik.

Sedangkan untuk alat komunikasi, Zoom menjadi pilihan teratas yang memungkinkan komunikasi lewat video, video atau audio conference, chatting dan webinar. Selain itu Skype yang merupakan perangkat gratis untuk berkomunikasi baik secara pribadi maupun grup lewat video pun banyak dipilih.

Keuntungan Mobile Learning

Selain meminimalisir kemungkinan tertular penyakit corona, model pembelajaran di rumah ini juga memiliki beberapa keuntungan. Tidak sedikit yang mulai menerima mobile learning karena dianggap lebih santai, fleksibel dalam hal waktu, praktis, serta hemat waktu dan tenaga.

Siswa pun dituntut untuk lebih kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh para guru dan beradaptasi dengan tantangan baru untuk belajar tanpa aturan formal, seperti yang selama ini mereka lakukan di sekolah. Manfaat pembelajaran jarak jauh tanpa harus berkumpul di tempat yang sama ini pun dirasakan oleh orangtua yang dapat secara langsung mengawasi anaknya belajar. Pendampingan orangtua ini penting, bukan hanya membantu anak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh para guru, tapi juga memotivasi para siswa.

Hal yang sama juga dirasakan oleh para pengajar yang mau tidak mau harus melek teknologi dan meningkatkan kemampuan di bidang ilmu teknologi. Keterbatasan dalam bertatap muka dengan para siswa pun mendorong para guru untuk menemukan solusi terbaik untuk tetap mengajar para siswa dengan efektif.

Efektifkah Penggunaan Mobile Learning Bagi Siswa?

Sektor pendidikan memang tengah beradaptasi dengan merespon karantina yang harus dilakukan di tengah wabah corona. Pergeseran mendadak dari yang awalnya belajar di kelas dan bertatap muka, kini dilakukan secara mobile learning.

Walau menjadi solusi terbaik saat ini, pengajaran jarak jauh ini juga membutuhkan pemikiran yang cermat tentang bagaimana siswa dan guru menghadapi perubahan ini. Selain itu, perlu dipertmbangkan juga apakah gaya mengajar yang selama ini dilakukan di ruang kelas lalu dipindahkan ke perangkat teknologi.

Walau banyak yang mendapatkan manfaatnya, tidak sedikit yang mengeluhkan metode belajar online ini. Kebanyakan guru memberikan tugas secara online sehingga komunikasi hanya terjadi satu arah. Belum lagi kendala miskomunikasi karena apa yang dijelaskan oleh para guru justru disalahpahami oleh siswa yang harus belajar mandiri, tanpa adanya kesempatan untuk berkolaborasi.

Misalnya kesulitan dalam mempelajari dan mengerjakan soal-soal matematika, salah satu mata pelajaran yang dinilai butuh penjelasan dan pemahaman yang mendalam. Butuh metode yang lebih efektif sehingga siswa tetap dapat melakukan konsultasi dengan guru, layaknya saat sedang belajar di kelas.

Selain itu, waktu yang diberikan oleh para guru untuk mengerjakan tugas terbilang cukup singkat dibandingkan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan. Hal ini bahkan dikeluhkan para siswa langsung ke Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang kemudian disampaikan pada Menteri Pendidikan Indonesia. Tanggapan langsung akhirnya diberikan oleh Nadiem Makarim yang meminta para guru untuk tidak membebani siswa dengan tugas yang terlalu banyak.

Kesulitan lainnya yang menjadi kendala dilakukannya mobile learning adalah perangkat yang dimiliki. Ada beberapa siswa yang belum punya akses memadai pada teknologi dan perangkat digital untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Hal ini kebanyakan muncul di luar kota-kota besar yang kesulitan mendapatkan infrastruktur internet dan teknologi.

Tidak heran jika sekolah-sekolah yang tidak memiliki fasilitas dalam melakukan mobile learning ini pun kurang siap dan terpaksa mengejar ketertinggalan dalam memberikan materi pembelajaran bagi para siswa. Bukan hanya perangkat digitalnya saja, mobile learning ini juga tidak akan berjalan dengan efektif tanpa kuota internet yang stabil, misalnya saat berinteraksi dalam ruang chat, saat mengunduh tugas hingga mengunggah tugas yang diberikan para guru.

Ini merupakan tantangan berat, bukan hanya bagi sekolah dan para guru, tapi juga siswa dan orangtua untuk terus mengikuti aktivitas belajar, tanpa kehilangan semua motivasi dan semangatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun