Akting Prilly pada film ini patut diapresiasi karena berhasil menampilkan segala emosi dan bahasa tubuh dengan tepat, mulai dari kecewa, marah, sedih, semua ia curahkan pada aktingnya. Pemilihan lagu yang tepat juga membuat film ini menjadi lebih komplit. Semua lagu yang digunakan benar-benar cocok dengan suasana filmnya dari awal hingga akhir.Â
Beberapa hal yang disayangkan dari film ini adalah dieksekusi dengan pace yang cukup lambat sehingga membuat filmnya terasa sangat lama. Hal itu membuat penonton sadar akan suasana monoton dari set lokasinya, karena film ini menggunakan set lokasi yang sedikit dan itu-itu saja. Dari segi visual, terbilang 'biasa saja' karena tidak memiliki kualitas yang spesial. Akan lebih baik jika disajikan sinematografi yang cantik agar dapat memanjakan mata penonton.
Secara keseluruhan, Ketika Berhenti di Sini bukanlah sebuah film yang sempurna, namun sangat patut untuk ditonton. Film ini sangat relatable dan mengandung banyak pelajaran hidup, mulai dari berdamai dengan kehilangan, hingga proses untuk bisa melanjutkan hidup dengan baik.
"Banyak orang yang tidak sadar apa yang mereka punya sampai ia kehilangan. Tapi, itu bukan berarti mereka harus mendapatkannya kembali." (Stephan Labossiere)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H