Mohon tunggu...
Fitria Dwi Andriyani
Fitria Dwi Andriyani Mohon Tunggu... -

teacher

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secercah

12 Oktober 2013   23:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:37 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hari ini q rasa secercah hati tergores luka
luka yang timbul entah apa dan mengapa
luka yang timbul entah karena siapa dan mengapa

sebenarnya aku menyadari mengapa ini terjadi
tapi biar hanya hati dan Ilahi yang mengetahui
rasa tak pantas dirasa rasa tak pantas disebut
muaranya menimbulkan kegelisahan

asmara itu, sangat berpangkal pada mata, rasa sesaat, maksud hati sekejap yang bisa hilang dalam sekelebat bayangan
dia timbul tiba-tiba, menggoda hati manusia dengan intrik-intriknya ingin mengajaknya berlabuh menenggelamkannya
dia membuat hati sakit dan terluka, marah sedih rindu dan merasa kehilangan
dia ingin yang tak satu disatukan, meski bukan secara hakiki
yang diinginkannya adalah persatuan sebagai sebuah ilusi dari kebahagiaan

asmara bisa timbul dan lenyap begitu saja
saat mata mulai nampak melihat kekurangan raga, saat otak mulai nampak melihat kekurangan rasa, jiwa, harap,
saat apa yang diingin tak selaras dengan apa yang didamba

hal yang mengecewakan sesedikit apapun tiba2 memusnahkan semua
meninggalkan hati yang terluka

sehingga terjerumus ke dalam asmara hanyalah membuka sebuah pintu luka
hati yg menyadari ingin hindar darinya
nafsu dlm diri bertolak ingin lari menjangkaunya

bias-bias harap, debar-debar cemas, getar-getar rasa, kecewa
apa yang dilihat tak selalu sama dengan kenyataan yang ada
apa yang dirasa tak selalu sama dengan apa yang ada di jiwa
apa yang diharap tak selalu berirama senada
semua itu bisa hilang lenyap berlalu secara tiba-tiba

saat hati memutuskan pergi
menetapkan diri pada pilihan hati hakiki
bukan pada godaan bayang-bayang semu yg bisa setiap saat melangkah pergi

sungguh
terluka lagi bukanlah suatu pilihan yang menyenangkan
lalu,
untuk apa berjudi jika kartu as telah di tangan
bertaruh hidup dan kehidupan di atas meja bukanlah hal yang bijaksana

lalu bagaimana mengobati hati ini? mengobatinya dari harap2 cemas tak berguna?
aku telah mengambil suatu keputusan
dan di saat q yakin, ternyata hati mulai merasa sakit lagi
kelelahan di perahu yang berlayar menyebabkan hati ingin mencari tempat persinggahan sementara untuk berlabuh, kembali mengulang romansa lama.

hal yang tdk bijak jika dilakukan krn akan ada luka baru tercipta.
yang tidak sanggup untuk q tanggung
maka, q nikmati saja semua ini, sakit sakit tak tertahan, sakit-sakit tak bertepi.
sampai bertemu  pelabuhan, tempat persinggahan hakiki terakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun