Mohon tunggu...
Fitria Nur Anggraini
Fitria Nur Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030061 UIN Sunan Kalijaga

Sedang menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pertama Kali Nyoblos: Alurnya Sangat Mudah

14 Februari 2024   14:06 Diperbarui: 14 Februari 2024   14:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengalaman nyoblos pertama kali sempat membuat saya sedikit grogi. Jam setengah 10 saya datang bersama ibu saya menuju ke TPS dengan jalan kaki. Jaraknya dekat. Tiba disana, tempat sudah ramai orang yang ingin menggunakan hak suaranya. Banyak tetangga-tetangga yang jarang saya jumpai. saya dan ibu langsung mengumpulkan surat undangan. Namun belum tiba 5 menit disana Ibu ternyata tidak membawa undangannya sendiri. Ibu malah membawa undangan atas nama saya dan atas nama mas saya. Kesalahan tersebut memang bisa terjadi. Ibu tidak membacanya ketika undangan itu dibawa. Apakah ibu grogi? Aku tidak tahu. Mau tidak mau aku ikut menemani ibu kembali di rumah.

Undangan atas nama ibu saya sudah aman. KTP aman. Saya memastikan lagi agar tidak ada yang ketinggalan. Akan capek ketika bolak balik walau jarak dari TPS lumayan dekat. Agar tidak berlama-lama di jalan saya memutuskan berangkat lagi dengan menggunakan motor. Cuaca di daerah sini sangat cerah namun panas.

Mengumpulkan undangan sudah beres. Saya dan ibu duduk untuk menunggu panggilan. Saya banyak mengamati sekitar. Ini pengalaman pertama kali. Saya harus mengamati alur penyoblosan agar tidak kebingungan di depan. Penyandang disabilitas dan lansia di dahului untuk menyoblos. Orang tua yang sudah sepuh sekali dan kesulitan untuk menyoblos dapat diwakilkan, namun juga ikut barsaksi. Bahkan untuk mempermudah kertas yang dilipat dibantu oleh petugas KPPS. Jadi, warga tinggal menyoblos lalu melipat sendiri di dalam bilik.

Setelah menunggu lama sekitar 1 jam nama saya dipanggil. Saya langsung mengambil 5 kertas yang diberi petugas KPPS. 5 jenis kertas pemilu yang terdiri dari:

1. Kertas surat pasangan calon presiden dan wakil presiden,

2. Kertas surat pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

3. Kertas surat pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

4. Kertas surat pemilihan anggota DPRD Provinsi, dan

5. Kertas surat pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Setelah menerima saya langsung pergi ke bilik suara. Sedikit grogi tapi harus tetap tenang. Saya sudah menyiapkan pilihan saya. Saya tidak mau berlama-lama di balik bilik suara ini. Setelah merapikan lipatan kertas suara terakhir, saya memasukkan ke kotak suara. Terdapat 5 tanda warna yang terdapat di depan kotak itu. Yang terdiri dari:

1. Warna abu-abu: untuk kertas surat pasangan calon presiden dan wakil presiden,

2. Warna kuning: untuk kertas surat pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

3. Warna merah: untuk kertas surat pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

4. Warna biru: untuk kertas surat pemilihan anggota DPRD Provinsi, dan

5. Warna hijau: untuk kertas surat pemilihan anggota DPRD Kabupaten/Kota.

Kertas surat suara juga memiliki warna yang sama sesuai kotak TPS. Jadi tinggal disesuaikan saja warna kertas dengan warna kotak TPS-nya. Tidak perlu dihafalkan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam memasukkan kertas. Di tempat itu juga ada petugas KPPS yang dapat membantu memasukan..

Selesai memasukkan kertas ke kotak suara saya menuju ke arah meja yang tersedia tinta. Ini adalah bagian yang saya tunggu-tunggu. Ya! Memberi tinta sebagai tanda pada jari manis. Bukti bahwa saya sudah pernah menyoblos. Saya senang sekali. Dari dulu hal itu merupakan hal yang saya inginkan. Seperti terlihat keren. Mungkin karena sudah bisa memberi hak untuk memilih dan hanya orang yang sudah dewasa umur lebih 17 tahun yang bisa jadi itulah kenapa saya bisa mengatakan keren.

Kembalilah saya menghampiri ibu saya yang masih menunggu karena belum dipanggil. Perasaan lega dan tenang setelah menunggu 1 jam. Lancar sudah saya memilih suara. Alur dalam pemilu sangat sederhana sekali. Mulai dari saya mengumpulkan undangan, tanda tangan, menunggu panggilan selama 1 jam, mengambil kertas, pergi ke bilik  suara, mencoblos, melipat dengan rapi, memasukkan kertas sesuai warnanya, dan yang terakhir memberi tanda berupa tinta di jari manis. Pengalaman yang seru bagi saya

Dengan menggunakan hak suara, saya sudah mencegah penyalahgunaan pihak yang tidak bertanggung jawab. Nah, sekarang bagaimana pengalaman pertama kalian nyoblos nih readers?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun