Waktu itu, penempatan instansi untuk melakukan PKL selama 3 bulan dipilih dari pihak sekolah. Saya ditempatkan di kalurahan bersama 1 teman sekelas.Â
Sekitar 16 km dari rumah saya menuju tempat PKL. Saya laju dengan waktu kurang lebih 30 menit karena saya naik motor dengan kecepatan yang santai.
Waktu masuk kantor jam 8. jadi saya berpikir bahwa waktu berangkat agak santai. Tidak seperti berangkat ke sekolah.Â
Dan saya ingat betul saya tidak pernah melewati jam 8 ketika tiba di kantor. Akan malu nanti jika kantor sudah ramai banyak orang sedangkan anak PKL baru tiba. Saya mempelajari banyak hal baru yakni:
- Kode penomoran desa
Terdapat penomeran kode desa dan kode penomoran surat yang harus saya hafalkan. Karena nomer itu akan sering digunakan dalam penulisan surat. Setiap kalurahan memiliki kode penomoran desa yang berbeda beda.
- Cetak surat di SID
Ketika warga desa datang untuk berbagai keperluan harus dicatat dengan keterangan yang sesuai dengan keperluannya. buku yang dicatat harus sesuai dengan keperluan warga.Â
Jika orang itu ingin dibuatkan surat SKCK untuk melamar kerja, maka saya akan catat di buku SKCK dengan keterangan untuk melamar pekerjaan.Â
Zaman sekarang sudah canggih tinggal diminta KTP saja sudah bisa dibuatkan surat cetak menggunakan website yang berbasis aplikasi. Aplikasinya bernama SID (Sumber Informasi Desa).Â
SID ini tidak bisa sembarang orang bisa mengakses. Sudah tersedia tamplatenya kita tinggal mengisi data dari informasi KTP orang itu.Â
Ketika surat sudah di cetak langkah terakhir yaitu meminta tanda tangan pamong disana untuk persetujuan surat tersebut. Biasanya saya meminta tanda tangan Pak Carik.Â
Setelah itu surat di cap dan diserahkan. Saya ingat sekali setiap mengecap surat selalu tidak pas alias miring. Memang pertama kali begitu tapi setelah saya hafal motif cap tersebut lama-lama saya sudah ahli dalam mengecap surat.
- Cekatan dalam bekerja
Ada pada suatu hari pengunjung di kantor palayanan desa menjadi banyak. Saya dilatih untuk gerak cepat dalam melayani warga dengan keluhan yang sama yaitu memasukkan nama ibu kandung di kartu keluarga karena itu syarat untuk mendapat bantuan sosial.Â
Banyak warga beramai untuk meminta surat berketerangan ibu kandung. Dengan gerakan cepat dan kerja sama tim, warga pun tidak terlalu lama menunggu.Â
Saya dan partner PKL saya dibagian menanyai nama ibu kandung lalu mencatatnya dan pamong lain bertugas untuk membuat surat dan memintai tanda tangan. Pengunjung terus ramai sampai 4 hari yang menurut saya tidak berangsur lama.
- Teliti dalam bertugas
Memang di waktu tertentu saja ketika keadaan kantor menjadi ramai sekali. Kadang sehari tidak ada kunjungan sama sekali.Â
Ketika tak ada pengunjung saya sebagai anak PKL hanya duduk manis dan bermain Hp yang disambung wi-fi kantor. ya karena saya ditugaskan untuk melayani keperluan warga yang berkunjung saja.Â
Pernah waktu itu ditugaskan menulis berkas-berkas kematian di kertas bercorak seperti folio dangan tulisan tangan. Berkas itu banyak sekali.Â
Waktu itu saya berambisi sekali untuk menyelesaikannya dengan cepat agar waktu untuk bersantai banyak. Namun, hal itu malah berakibat saya salah menulis data dalam kertas tersebut.Â
Pelajaran selanjutnya saya harus lebih teliti dalam mencatatnya. Gawat jika kita menulis identitas yang salah. Hal tersebut bisa berakibat fatal dan akan kena marah.
- Bersikap ramah dan senyum
Saat PKL tentu saja kita tidak boleh mengharapkan bayaran. Dengan PKL bayaran kita merupakan suatu pembelajaran dan pengalaman di dunia kerja.Â
Cekatan dalam bekerja, teliti dan berhati-hati. Praktek itu yang saya dapat dari pengalaman kerja saya. Satu hal yang paling penting, ketika kita sedang melayani pengunjung yang datang tidak lupa kita harus memasang wajah yang senyum dengan mood yang baik.Â
Walaupun ada orang yang datang marah marah karena masalah tertentu kita harus melayaninya dengan baik dan wajah yang tenang.Â
Jika terdapat sesuatu yang kita tidak ketahui, tentu saja kita harus bertanya dengan pamong lain yang bertugas di dekat kita. Kalau tidak tahu Jangan malah mengambil keputusan sendiri. Takutnya nanti terjadi kesalahan.
***
Bagi saya Pengalaman PKL sangatlah penting. Kita belajar sekaligus mempraktekkan di dunia kerja. Saran saya bagi kalian yang ingin melaksanakan PKL, amati keadaan sekitar dan peka terhadap suatu keadaan.Â
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan dijadikan sebagai pembelajaran agar kita terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H