Gravitasi bulan memiliki pengaruh utama karena gayanya lebih besar daripada gravitasi matahari. Selain itu, jarak bulan lebih dekat dengan bumi. Pada saat bulan purnama, jarak air laut dengan pusat bulan sangat dekat daripada pusat bumi ke pusat bulan sehingga menyebabkan permukaan air laut naik.
Pasang naik terjadi karena gaya gravitasi bulan lebih kuat daripada gravitasi bumi dalam menarik air laut. Lalu kapan air laut akan surut? Air laut akan surut jika pada bumi tidak sedang terjadi bulan baru atau bulan purnama. Kondisi permukaan air laut yang surut ini dikenal dengan nama pasang perbani.
Pada saat belahan bumi lain mengalami pasang naik, maka pada sebagian lainnya akan mengalami surut. Kemudian saat terjadi bulan separuh, kondisi air laut surut jauh lebih banyak. Hal tersebut karena bagian bumi yang surut berada tepat di tengah antara bagian yang mengalami bulan baru atau purnama
Tipe Pasang Surut Air Laut
Tipe pasang surut air laut digolongkan menjadi 3 macam berdasarkan waktunya. Tipe tersebut antara lain tipe harian tunggal (diurnal type), tipe harian ganda atau tengah harian (semi diurnal type), dan tipe campuran (mixed tides).
Pengertian pasang surut tipe harian tunggal yaitu, pasang surut yang terjadi apabila dalam sehari (24 jam) hanya terjadi satu kali pasang dan surut pada air laut. Pasang surut harian ganda adalah kondisi apabila terjadi dua kali pasang dan surut dalam waktu 24 jam atau satu hari. Tipe ini yang sering terjadi.
Sedangkan pasang surut tipe campuran adalah, pasang surut ada yang cenderung ke tipe harian tunggal atau ke tipe tengah harian. Jika condong ke tipe harian tunggal, maka dalam 24 jam akan terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut rata-ratanya yaitu 12 jam 24 menit.
Sedangkan pasang surut tipe campuran yang condong ke tipe harian ganda adalah, dalam sehari akan terjadi dua kali pasang dan dua kali surut pada air laut. Tetapi periode dan tinggi gelombangnya berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terjadi di perairan Indonesia bagian timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H