Oleh : Fitria Shafa Amani (06151282025022)
Hai, Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Sebelum lebih lanjut kita membahas opini mengenai "Model-model Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah" mari kita lihat dulu definisi dari setiap kata kuncinya yaituÂ
" Model " , " Evaluasi" , " Program" , dan " Pendidikan Luar Sekolah".
Model merupakan suatu konsepsi untuk mengejar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik, contohnya model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah, atau model pembelajaran langsung. (Lefudin : 2017).
Evaluasi adalah suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Evaluasi adalah penyelidikan (proses pengumpulan informasi) yang sistematis dari berbagai aspek pengembangan program profesional dan pelatihan untuk mengevaluasi kegunaan dan kemanfaatannya. (Brinkerhoff : 2017).
Program yaitu rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan dijalankan. Sedangkan program komputer yaitu urutan perintah yang diberikan pada komputer untuk membuat fungsi atau tugas tertentu. (Setiawan : 2015).
Pendidikan luar sekolah (Non Formal Education) adalah pendidikan yang dirancang untuk membelajarkan warga belajar agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal (persekolahan).
Jadi dapat disimpulkan disini bahwasannya Model Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah ialah suatu aktivitas investigasi yang sistematis tentang suatu prosedur yang digunakan dalam mengembangkan program di Pendidikan Luar Sekolah (Non Formal Education).Â
OPINI------- Seperti yang kita ketahui bahwa dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Berawal daru dua tahun lalu dunia mengalami masalah besar khususnya negara Indonesia pada awal tahun 2020 dimana pertama kali adanya wabah Corona Virus. Dimana keadaan saat itu berubah drastis mulai dari aspek ekonomi, kesehatan,dan Pendidikan. Proses interaksi pendidikan yang awalnya interaksi tatap muka dengan adanya CoVid19 menjadi interaksi tatap maya. Dunia yang modern dimana informasi sangat mudah didapatkan secara langsung dan tidak langsung sebenarnya mewujudkan ketergantungan manusia terhadap teknologi (Miftachul Huda dkk. 2018). Walau bagaimanapun, kita harus menerima realitas bahwa perkembangan teknologi di Indonesia ini belum merata, terutama penetrasi jaringan internet. Dengan berbagai tantangan yang terjadi harus tetap dihadapin dan mencari solusinya. Begitupun dengan model evaluasi program pendidikan luar sekolah. Yang awalnya telah dirancang dan disusun dengan sesuai peraturan yang berlaku menjadi sedikit berantakan dan belum maksimal dilaksanakan. Proses Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Kualitas evaluasi program pendidikan menggambarkan kualitas pembelajaran.Â
Dengan menggunakan berbagai macam model evaluasi program Pendidikan Luar Sekolah diantaranya :
a. Model CIPP (Context Input, Process, Product) Menurut Widoyoko (2009: 181) konsep evaluasi CIPP ditawarkan oleh stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Dengan menggunakan metode ini informasi yang dibutuhkan belum tentu terfokus,dan juga evaluator tidak responsif terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang signifikan.Â
b. Model Kesenjangan (Discrepancy Model) Discrepancy Model dikembangkan oleh Malcom Provus, model ini merupakan model evaluasi yang mengorientasikan pada adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program. Dengan menggunakan metode ini bisa jadi belum memiliki komponen evaluasi secara nyata. Apakah bisa keobjektifan proses pelaksanaan program selalu di perhatikan dan bisa jadi mengabaikan kepentingan alternatif perbaikan program yang dilaksanakan.
c. Model Evaluasi Stake (Responsive Evaluation Model) Model ini dikembangkan oleh Robert Stakes. Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna
Dengan menggunakan metode ini bisa jadi Pendekatan yang dilakukan terlalu subjektif. Kemungkinan terjadinya dalam meminimalkan pentingnya instrument pengumpulan data dan evaluasi kuantitatif. Dan kemungkinan biaya yang terlalu besar dan padat karya.
d. Model Logik (Logic Model) Kekhasan dari model logik adalah penggunaan tabel dan grafik alir yang berisi input, aktivitas, dan hasil. Dengan menggunakan metode ini belum tentu berjalan dengan efektivitas dan efesiensi dalam mengevaluasi program yang sedang dan sudah berjalan.
Nama : Fitria Shafa Amani
NIM : 06151282025022
Kelas : Indralaya B
Tugas : UTS Semester V Evaluasi Program PLS
Dosen Pengampu : Dra. Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd.,Ph.D.
Mega Nurrizalia, S.Pd.,M.Pd.
Pendidikan Masyarakat, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H