Hal tersebut tentunya sudah tervalidasi oleh Negara Singapura mengenai permasalah dan record Ustadz Abdul Somad yang beberapa waktu lalu juga pernah terkena kasus mengenai isi dakwahnya yang menyinggung kaum minoritas  pada saat berdakwah.Â
Penjelasan mengenai kasus buah bibir Ustadz Abdul Somad yang berujung pada penolakan Negara Singapura tentunya ada kaitanya dengan dunia media dan masyarakat yang bersangkutan di dalamnya dari pemberitaan yang terangkum diatas. Mengapa demikian, sebab yang pertama beliau adalah seorang dai kondang yang mengajarkan dan mensiarkan agama islam dengan harapan apa yang di sampaikan dapat diterima jelas oleh para pendengarnya.Â
Jadi secara tidak langsung beliau menjadi sorotan publik dan sorotan media yang setiap gerak tubuhnya, pembawanya, serta apa yang terucap dari mulutnya adalah sebuah bukti tingkah laku beliau dalam lingkungan masyarakat.Â
Jejak media yang sudah terekam jelas dan merasuk kedalam telinga masyarakat mengenai komentarnya terhadap minoritas di indonesia tentunya membuat sebagian orang yang termasuk di dalam minoritas tersebut tidak akan terima dengan hal yang diucapkan oleh Ustadz Abdul Somad.Â
Sebuah media jika kita amati dari kasus tersebut bisa menjadi boomerang dan juga bisa menjadi sebuah pembawa citra baik untuk orang yang diberitakan. Seperti pemberitaan yang ramai diperbincangkan akan membuat berbagai oknum pendukung Ustadz Abdul Somad tidak akan terima mengenai penolakan yang di lakukan kepada dai idolanya, dan hal tersebut didengar dengan cepat oleh pendukungnya.Â
Jadi secara cepat akan memberikan sebuah pertolongan dengan cara melakukan demo agar dai yang menjadi gurunya dapat dihormati dan disegani juga di negara lain dengan cara menyampaikan aspirasinya tersebut melalui demo.Â
Media juga dapat mengemas pemberitaan mengenai penolakan tersebut sebagai pendamai antara pihak pembaca dan juga penenang di dalam media yang sedang bergejolak mengenai pemberitaan Ustadz Abdul Somad. Dengan cara meliput dari sisi kesabaran Ustadz Abdul Somad menunggu beberapa jam di ruang tunggu pencekalan tertutup di Negara Singapura dan mengikuti alur dari Negara Singapura dengan baik juga.Â
Pemberitaan diatas dapat kita jadikan sebuah pengingat dan lebih harus cross check ulang sebelum melakukan sesuatu hal ketika bermedia. Sampaikanlah segala opini, kritik, saran/pendapat dengan cara yang baik dan benar tanpa menyinggung sebagian orang. Jadilah seseorang yang cerdik dalam menyampaiakan sesuatu hal yang kritis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H