Mohon tunggu...
Fitri Wahyuni
Fitri Wahyuni Mohon Tunggu... -

Pengurus Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin, salah seorang penulis buku "I am Muslimah"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Packing” Yuk

14 Desember 2014   01:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah kesempatan yang tak begitu direncanakan, masa membawa cerita yang mengantarkan pada sebuah perjalanan singkat namun baru baginya. Karena ia adalah sebuah perjalanan untuk pertama kalinya, perasaan dag dig dug pun hadir, berbagai persiapan jelang keberangkatan pun ditata, agar tak menoreh kesan buruk saat hari itu tiba. Kertas planning menjadi teman, merekam ide-ide yang muncul demi sebuah perjalanan yang sebentar lagi tiba, mulai dari kondisi tempat tujuan, bagaimana budaya, iklim dan corak masyarakat disana. Tujuannya tentu agar setiba di sana tidak kelimpungan, bingung dan salah kostum, namun bisa langsung menyesuaikan dengan keadaan di sana.

Setiap daerah tentunya punya budaya yang berbeda. Mengunjungi sebuah daerah tak lengkap rasanya jika tak mengenal budayanya, yah sebelum kesana setidaknya sudah sedikit tahu bagaimana seluk beluk dan kondisi daerah tersebut, agak tak membuat kikuk dan kaku saat berada di tengah-tengah masyarakat di sana.

Cuaca yang berbeda dari habitat asal barangkali membuat tubuh harus segera beradaptasi. Walhasil, beberapa pakaian harus menjadi alternatif agar membantu tubuh untuk bisa fight dengan kondisi disana. Juga tak lupa dengan obat-obatan, barangkali selama perjalanan ada gangguan kecil, setidaknya bisa segera mungkin ditangani agar perjalanan itu menyenangkan. Biasanya dua hari menjelang keberangkatan, sejumlah pakaian yang dilengkapi dengan beragam aksesoris lainnya mengisi travell bag hingga ia siap untuk dibawa. Akhirnya packing pun selesai dan siap terbang.

Untuk sebuah perjalanan singkat saja terkadang seseorang mengadakan prepare seperti itu. Benak ini langsung berkutik pada suatu hal, “yah begitulah adanya, segalanya butuh persiapan agar tak salah jalan.” Sebuah pelajaran menarik yang ingin saya bagi dalam tulisan ini. Barangkali tidak sedikit dari kita yang pernah mengalami hal yang sama. Ingin mengadakan perjalanan, entah itu perjalanan dinas untuk pekerjaan di kantor, atau mahasiswa yang ingin tengah melanjutkan studinya atau sekedar ingin melakukan kunjungan, atau mungkin ingin refreshing di luar daerah atau luar negeri. Apapun perjalanan kita, entah sebuah perjalanan lama atau singkat, apalagi sebuah perjalanan yang akan melukis sejarah indah dalam kehidupan kita, pasti kita menginginkan perjalanan itu lancar dan tak ada sedikit pun gangguan. Persiapan tertata dengan baik demi kesuksesan perjalanan kita. Bukankah begitu?

Ulasan di atas untuk sebuah perjalanan di bumi ini. Nah pernah tidak kita memikirkan bahwa sebenarnya kehidupan kita ini adalah sebuah perjalanan dan kelak akan bermuara di sebuah tempat. Yah kita semua tengah mengadakan perjalanan menuju sebuah lokasi di mana itulah akhir dari perjalanan singkat ini. Perjalanan yang mungkin hanya sekitar 60-63 tahun menurut perhitungan manusia bumi. Barangkali ada yang lebih dari waktu tersebut, namun tak sedikit juga yang berkurang jatah waktu perjalanannya.

Sohib pembaca, melangkahkan kaki di bumi ini memang ibarat sebuah perjalanan. Senada dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian).” Suatu saat mau tidak mau, suka tidak suka, ridho tidak ridho, karena perputaran waktu yang belum berhenti, akan tiba masa dimana kita sudah sampai di penghujung jalan yang menandakan akhir perjalanan telah tiba. Saat itu, kita semua akan segera sampai ke tujuan perjalanan yakni kampung akhirat. Setiba di sana, maka tak ada kesempatan lagi untuk kembali ke awal di mana perjalanan itu start.

Kampung akhirat hanya menyediakan dua terminal. Terminal yang full kesenangan atau terminal dengan luka tiada henti. So, agar ending perjalanan ini memanjakan diri, maka tentu dibutuhkan sebuah prepare yang matang, kertas planning jangan lupa selalu terisi dengan list bekal-bekal menuju ke sana, torehkan sebanyak mungkin amal kebaikan karena dialah yang akan membuahkan santapan manis kelak. Nah, untuk perjalanan yang satu ini, sudahkah kita “packing”?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun