Mohon tunggu...
Fitri Amorita Agritina Purba
Fitri Amorita Agritina Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

chemistry

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

11 September 2024   20:52 Diperbarui: 11 September 2024   20:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah metode analisis kimia yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi unsur logam dalam sampel. Teknologi ini memanfaatkan prinsip bahwa atom-atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu untuk mengukur konsentrasi unsur spesifik. AAS banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti kimia lingkungan, farmasi, metalurgi, dan geokimia untuk analisis unsur logam dalam jumlah yang sangat kecil.

Cara kerja spektroskopi serapan atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas. Alat yang dapat membuat atom-atom bebas dalam spektrofotometri serapan atom adalah atomizer. Larutan unsur mula- mula disedot ke dalam nebulizer (berfungsi untuk mengubah larutan aerosol yaitu butir-butiran cairan yang sangat halus, yang terdispersi dalam udara), selanjutnya larutan diubah dalam bentuk kabut (tetesan-tetesan yang amat halus dalam fasa gas atau aerosol)di dalam spray chamber (berfungsi untuk membuat campuran yang homogen dari gas oksidan plus bahan bakaraerosol. Kemudian dengan tambahan gas terjadilah campuran yang homogeny sesaat sebelum masuk ke dalam burner. Atom tersebutmengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akanditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. 


Proses Kerja Spektrofotometri Serapan Atom

Dalam AAS, sampel yang umumnya berbentuk larutan akan disemprotkan ke dalam nyala api yang sangat panas. Nyala api ini berfungsi untuk mendisosiasikan molekul dalam sampel menjadi atom-atom bebas. Atom-atom ini kemudian menyerap cahaya yang dipancarkan oleh lampu sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang sesuai dengan energi eksitasi atom unsur tersebut.

Energi yang diserap oleh atom sebanding dengan selisih energi antara dua tingkat energi elektron dalam atom tersebut. Transisi yang paling signifikan adalah transisi dari tingkat energi dasar ke tingkat eksitasi pertama, yang disebut *garis resonansi*. Garis resonansi ini sangat penting dalam AAS, karena pada garis ini intensitas cahaya yang diserap mencapai maksimum, memungkinkan pengukuran yang lebih akurat.

Setiap elemen dalam sampel hanya menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu yang sempit, dan berdasarkan spektrum serapan ini, konsentrasi unsur dalam sampel dapat dihitung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun