Mohon tunggu...
fitri meutuah
fitri meutuah Mohon Tunggu... Dosen - A Newbie Blogger

*A part time writer *A lifetime learner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Virus Pink: Sepenggal Maklumat untuk Generasi Penerus (Part 1)

24 Desember 2020   06:45 Diperbarui: 24 Desember 2020   06:50 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah Catatan Dari Orangtua kepada Ananda 

Anakku tercinta, pagi ini ingin bunda ceritakan padamu sebuah kisah nyata menarik yang semoga kisah ini menjadi pelajaran dan kalian dapat mengambil hikmah kehidupan dari sini. "Nanti bila engkau sudah besar, pelajarilah lebih jauh tentang hal ini ya". Ini kisah makhluk kecil berwarna merah muda namun bukannya kehadirannya dicinta dan disukai banyak orang, namun sebaliknya kehadiran ciptaan Allah ini telah menyusahkan banyak orang. 

Bunda mungkin menyebutnya sebagai sebuah nightmare namun semua pasti berlalu walaupun ketika bunda menulis ini keberadan makhluk ini sama- sekali belum beranjak dari dunia ini. Nak, malam ini pada 11.37 Wib Banda Aceh Bunda menulis ini dalam suasana ramadhan dan hati bunda dan tentunya masyarakat lainnya penuh harap memohon pada Allah Subhanallahu`taala Tuhan Maha segalanya untuk segera memanggil kembali pulang benda ini. karena bunda dan semua orang ini melaksanakan ramadhan dengan riuh rendah gema takbir dan penuh suka cita. 

Begitupun Lebaran nanti, dengan penuh harap kami berutut agar lebaran nanti kehidupan ini kembali normal dan hububgan manusia tidak lagi terhalang masker seperti yang selama ini kami gunakan sehari- hari. "Baiklah, sekarang bunda mulai ya, nanti ananda baca dengan seksama, oke sayang!"

Sebelum makhluk kecil tak kasat mata itu hadir ke dunia ini atau paling tidak sebelum kita ketahui keberadaannya yang sangat berbahaya, kehidupan manusia di dunia ini berjalan normal seperti biasanya. Setiap orang dengan kehidupannya, yang bekerja, yang gembira, yang bahagia, yang berduka cita dan bersekolah dan mencari kerja. Namun, akhir tahun 2019 dan menjelang awal baru 2020 semua berubah, seakan semua seperti mimpi, bukan kenyataan. tiba- tiba kehidupan di sebagian besar belahan bumi Allah ini dikatakan tiba- tiba diganggu makhluk kecil tak kasat mata. 

Makhluk Allah itu dikatakan pertamakali datang dari Wuhan, salah satu daerah di daratan Cina. Namun dalam waktu singkat ia telah menyebar luas melewati batas negara dan benua. Ciptaan Allah itu boleh saja tidak nampak, namun penyebarannya sangat cepat. Ia memang tidak tidak terlihat langsung dengan mata telanjang  namun kehadirannya telah  ia telah membuat seantero dunia panic dan khawatir.  Ia bukan singa bukan juga harimau apalagi ular berbisa yang penampakannya saja telah menakutkan kita. 

Ia bukan juga gas air mata, bom atom atau serbuk penghancur lainnya dari senjata kimia yang menyakitkan bahkan sampai membunuh seperti yang dialami saudara- saudari kita di palestina, Syiria atau tempat- tempat lainnya. ia hanyah makluk Allah yang tak kasat mana namun mampu membingungkan semua orang, karena yang siincar tidak saja si miskin yang sering kita dengar telah terjangkit penyakit, namun raja dan politikus bahkan artis terkenalpun bisa diserangnya.

 Ia tidak seperti kelaparan yang hanya berteman dengan orang- orang miskin, bukan pula 'penyakit' islamophobia yang menyerang saudara- saudara kita sebagai warna minoritas di negara- negara eropa atau Amerika. Namun, ia adalah virus kecil yang berukuran dengan warna pinknya yang mempesona, namun pesonanya menakutkan siapa saja. baru kali ini saya melihat benda warna pink yang tidak disukai banyak orang. Bahkan mencari segala cara agar tidak ia tidak singgah bahkan di pagar rumahnya. Inilah hebatnya makhluk Allah yang bernama Corona Virus Diseases atau disingkat dengan Covid- 19 ini. 19 merujuk kepada tahun kemunculannya yaitu pada akhir tahun 2019.

Tahukah kamu nak? Bahwa kemunculan Covid -- 19 telah mengubah hampir semua sisi kehidupan manusia. Mulai dari kehidupan ekonomi, sosial dan kemasyarakatan juga dari segi peribadatan. Pembatasan aktivitas dalam sekejap menyerang sendi- sendi ekonomi kehidupan masyarakat khususnya mereka yang berpenghasilan kecil dan tidak punya harta simpanan.banyak usaha dan pekerjaan yang harus tutup dan gulung tikar. Kegiatan- kegiatan pendidikan dan sosial kemasyarakatan juga banyak yang harus dihentikan atau ditunda. Sekolah dan universitas di tutup dan dialihkan untuk belajar daring atau online. 

Acara seperti  seminar- seminar, workshop, acara festival rakyat, acara pesta perkawinan, tasyakuran dan kegiatan kekeluargaan laiinyapun tidak luput terkena efek dari sang covid- 19. Begitupun dengan aktivitas peribadatan atau keagamaan. Efek dari pembatasan kerumunan juga berpengaruh kepada pelarangan beribadah khususnya ibadah jamaah yang diselenggarakan di rumah ibadah seperti shalat jamaah dan shalat Jum`at di mesjid dan aktivitas di gereja, vihara atau aktivitas lainnya. Bukan itu saja dampak yang disebabkan oleh makhluk Covid- 19 ini anandaku sayang! 

Kita, Umat Islam sangat terasa efek ini karena bukan saja mesjid dan mushalla yang harus membatasiaktivitasnya bahkan dua kota suci umat muslim yaitu Mekkah dan Madinah juga menutup akses untuk umat terkait pelaksanaan ibadah disana. Oleh karena itu, demi kebaikan bersama otoritas negara Arab Saudi untuk sementara melarang ibadah umrah beserta seluruh aktivitasnya seperti tawaf dan lain sebagainya. Walaupun keputusan Arab Saudi ini pada awalnya menimbulkan pro kontra 

namun, belakangan orang- orang mulai menyadari bahwa hal itu adalah patut dan harus dilakukan karena yang datang mengunjungi Baitullah itu bukan saja berasal dari satu negara tetapi dari seluruh penjuru dunia sehingga tidak gampang diketahui siapa diantara para jamaah itu yang sudah terdampak virus pink yang berasal dari Wuhan- China itu. Sama halnya dengan penutupan mesjid- mesjid dan mushalla yang juga masih dianggap sesuatu yang tidak baik, namun akhirnya masyarakat juga paham bahwa menjaga kesehatan juga sebuah kewajiban setiap individu sebagai bentuk syukurnya kepada Allah Subhanallahu ta`ala Sang Maha Pencipta.

Datang tiba- tiba dan tanpa Terduga (to be continued)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun