Banjirnya AI bagaikan dua mata pisau, anugerah dan musibah. Pengguna yang mampu memanfaatkan dan menjadikan AI sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran menjadikan AI sebagai anugerah. Sedangkan pengguna yang menyerahkan semua pekerjaan mereka dan bergantung sepenuhnya kepada AI menjadikan munculnya AI sebagai musibah.Â
AI sebagai anugerah seperti yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya, dapat memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan wawasan penggunanya, dan AI sebagai musibah menjadikan penggunanya berpikir pasif dan terlalu mengandalkan AI tanpa berusaha berpikir kritis.
     Kedua pengaruh ini tentu tidak dapat dihindari. Hendaknya dalam setiap penugasan, pengajar selalu mengingatkan peserta didik untuk bijak dalam menggunakan AI. Hadirnya AI digunakan sebagai media dalam mengembangkan cara berpikir dan membantu manusia dalam memberikan ide dan gagasan yang luas.Â
Dengan AI, tugas manusia menjadi lebih ringan tetapi pemikiran kritis semakin berkembang, bukan sebaliknya. Jadi, tugas seorang pengajar adalah memberikan pengertian kepada peserta didik untuk bijak dalam memanfaatkan AI dan mengetahui cara membedakan hasil kerja peserta didik atau AI, sehingga penilaian menjadi adil dan berimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H