Mohon tunggu...
Fitri Suharirayanti
Fitri Suharirayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

15 Mei 2023   21:10 Diperbarui: 16 Mei 2023   05:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 

Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya 

Oleh Fitri Suharirayanti, S.Pd.,M.Pd.

CGP Angkatan 7 Kabupaten Bantul


Pemimpin pembelajaran  dalam pengelolaan sumber daya merupakan pemimpin pembelajaran yang berpikir berbasis pada kekuatan atau aset dan mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah dengan optimal. Pemimpin pembelajaran ini akan memandang semua yang dimiliki oleh sekolah merupakan  kekuatan untuk menggali potensi yang dimiliki sekolah dalam menunjang proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diimplementasikan di dalam kelas, sekolah dan masyarakat sekitar sekolah sebagai berikut :

1. Di dalam kelas seorang pemimpin pembelajaran harus dapat memanfaatkan aset atau modal atau seluruh kekuatan yang ada di kelas dengan optimal untuk memenuhi kebutuhan murid seperti:

  • Memanfaatkan ruang kelas dan sarana yang tersedia dengan optimal untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar para murid.
  • Memandang semua murid adalah aset dengan karakteristik yang beragam, kemampuan yang beragam dan potensi yang beragam sehingga dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid dan menggali potensi murid untuk mengembangkan murud sesuai dengan kebutuhannya, kemampuan dan karakteristiknya.
  • Menggunakan sumberdaya lingkungan / alam sekitar dalam pembelajaran.
  • Selalu berkolaborasi dengan guru lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran.
  • Mengoptimalkan sumberdaya finansial yang ada untuk memenuhi kebutuhan belajar

2. Di Lingkungan Sekolah seorang pemimpin pembelajaran harus dapat memanfaatkan aset atau modal atau seluruh kekuatan yang ada di sekolah dengan optimal untuk pembelajaran serta mewujudkan visi dan misi dan program sekolah seperti :

  • Memanfaatkan sumber daya fisik yang ada di sekolah baik berupa bangunan  seperti laboratorium, perpustakaan, dapur, UKS, mushola, lapangan olahraga ataupun infrastruktur yang dimiliki dalam kegiatan pembelajaran.
  • Berkolaborasi dengan guru mapael dan guru kelas lain dalam kegiatan pembelajaran.
  • Berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam setiap kegiatan yang akan diadakan.
  • Berkolaborasi dengan komunitas belajar di sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan mengembangkan potensi murid.
  • Memafaatkan sarana yang dimiliki sekolah dalam bidang seni, keterampilan dan olahraga untuk meningkatkan potensi murid.

3.  Di Masyarakat sekitar sekolah Sekolah seorang pemimpin pembelajaran harus dapat memanfaatkan aset atau modal atau seluruh kekuatan yang ada di lingkungan sekitar sekolah sekolah dengan optimal untuk pembelajaran serta mewujudkan visi dan misi dan program sekolah seperti :

  • Membangun kemitraan dan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar.
  • Bekerjasama dengan orangtua/ wali murid
  • Membangun kemitraan dan berkolaborasi dengan aset politik di sekitar sekolah seperti kepolisian dan koramil dalam kegiatan pembelajaran dalam kediplininan dan kepemimpinan murid.
  • Menjalin kemitraan dan berkolaborasi dengan pengusaha, pengrajin, pegiat seni, tokoh agama dan lainnya dalam kegiatan pembelajaran.
  • Menjalin kemitraan dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar sekolah dalam usaha kesehatan sekolah dan kegiatan pembelajaran murid
  • Menjalin kemitraan dan berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industry di lingkungan sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan magang peserta didik.
  • Memanfaatkan modal fisik baik bangunan atau infrastruktur dalam peningkatan pembelajaran murid.
  • Berkolaborasi dan bermitra dengan modal sosial di lingkungan sekolah seperti PGRI dan KKG dalam pengembangan diri guru.
  • Memanfaatkan cagar budaya, situs budaya, museum dalam kegiatan pembelajaran

Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas sebab proses pembelajaran yang berpihak pada murid dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan seoptimal mungkin. Sumber daya atau kekuatan atau modal/ aset tersebut diantaranya modal manusia, sosial, fisik, ligkungan/ alam, agama dan budaya, finansial serta politik.  Contoh pengelolaan sumber daya dalam peningkatan kualitas pembelajaran adalah sebagai berikut :

"Kelas 1 SDLB Tunarungu akan mengadakan pembelajaran di luar kelas tema hewan dan tumbuhan di sekitarku." 

 Maka guru kelas dapat memanfaatkan aset-aset atau modal yang ada yaitu :

  • Modal Manusia

Guru kelas meminta ijin kepala sekolah untuk mengadakan kegiatan pembelajaran di luar kelas dan berkolaborasi dengan guru olahraga atau guru lain dan juga orangtua murid dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas tersebut untuk membantu memberikan pendampingan pada murid-murid.

  • Modal Fisik

Guru kelas dapat memanfaatkan lapangan dan halaman sekolah untuk mulai kegiatan pembelajaran di luar kelas untuk mengamati tumbuhan dan hewan di sekitar sekolah

  • Modal Lingkungan/ Alam

Guru kelas memanfaatkan lingkungan/ Alam sekitar sekolah yaitu Taman Benteng Mataram yang merupakan area taman dengan beberapa hewan yang dibuat seperti mini zoo. Di taman itu juga terdapat berbagai tumbuhan dan hutan kecil. Taman tersebut hanya berjarak sekitar 200 m dari sekolah sehingga mudah dijangkau dengan jalan kaki sambil pelajaran olahraga.

  • Modal Sosial

Guru kelas menjalin kemitraan dan berkolaborasi dengan warga sekitar dan pengelola taman dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas untuk mengamati hewan dan tumbuhan di sekitar.

  • Modal Agama dan Budaya

Di taman Benteng Mataram tersebut juga terdapat cagar budaya yang merupakan situs Kerajaan Mataram Islam sehingga selain mengamati hewan dan tumbuhan jug menngamati cagar budaya di lingkungan sekitar. Tidak lupa ketika akan berangkat murid-murid diajak berdoa dan selama perjalanan dan selama kegiatan murid-murid diajak untuk selalu mensyukuri nikmat.

  • Modal Finansial

Guru kelas dapat menggunakan dana BOS dan iuran kelas dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kelas.

  • Modal Politik

Adanya relasi yang baik antara pihak sekolah dengan lemabaga di luar sekolah seperti RT, RW, Dukuh di wilayah sekitar sekolah mempermudah pelaksanaan kegiatan di luar kelas tersebut sebab lembaga-lembaga tersbut mendukung salah satunya memberkan ijin kepada sekolah untuk menggunakan lingkungan di wilayahnya untuk belajar.


Materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang didapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, diantaranya 

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.1

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan memberikan tuntunan terhaap segala kekuatan kodrat yang dimilii anak agar ia mampu menacapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya  baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi pendidik itu hanya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Dalam proses menuntun, anak diberikan kebebasan. Pendidik sebagai pamong Dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Pendekatan Berbasis Aset/ Kekuatan (Asset Based Approach) sangat mendukung terciptanya pendidikan yang memerdekakan manusia dan mengoptimalkan aset yang dimiliki oleh murid sehingga murid dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar dan melakukan pengembagan diri dengan pendidik sebagai fasiitator dan sebagai penuntun.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.2

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang berbasis pada aset atau modal sangat mendukung nilai-nilai guru pengerak yakni seorang guru yang berpihak pada murid, mandiri, reflektif, koaboratif dan inovatif. Guru dapat mengoptimalkan 7 aset yang dimiliki agar selalu dapat menerapkan nilai-nilai guru penggerak yang mereka miliki. Pendekatan Berbasis Aset/ Kekuatan ini juga mendukung peran dari guru penggerak yakni menjadi pemimpin pembelajaran (yang tentu saja pemmipin pembelajaran yag berpikir berbasis aset), Menjadi coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi (menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan 7 aset yang dimiliki), mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.3

Modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan memberikan bekal pada seorang guru untuk memanfaatkan aset atau modal yang dimiliki secara optimal dalam mencapai visi dan misi sekolah. Seorang guru dapat mengoptimalkan dalam memanfaatkan aset tersebut dalam menyusun sebuah prakarsa perubahan dengan Inkuisi Apresiatif atau dengan BAGJA.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 1.4

Pemimpin pembelajaran yang berpikir berbasis aset atau menggunakan pendekatan berbasis aset akan mudah dalam menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah sebab semua dipandang dari segi positif atau kekuatan yang dimiliki.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 2.1

Pemimpin pembelajaran yang menggunakan pendekatan berbasis aset atau Asset Based Approach akan dapat mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki untuk digunakan dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang tentu saja berbeda-beda kebutuhannya karena setiap murid mempunyai kaakteristik, kemampuan dan kebutuhan belajar yang tidak sama. (pembelajaran berdiferensiasi)

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 2.2

Seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya harus selalu dalam kesaran penuh dan menggunakan kompetensi sosial emosional yang dimilikinya dalam memanfaatkan semua aset-aset atau  modal yang dimiliki dalam peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan di sekolah.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 2.3

Dalam melakukan identifikasi terhadap aset atau modal atau kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin pembelajaran dapat menerapkan praktik coaching untuk menggali semua aset bersama warga sekolah lainnya.

  • Keterkaitan Modul 3.2 dengan Modul 3.1

Seorang pemimpin pembelajaran pasti pernah dihadapkan pada sebuah dilema etika dan bujukan moral ketika akan membut sebuah keputusan. Diharapkan seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat sesuai dengan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan perlu dilakukan oleh seorang pemimpin pembelajaran. Hal ini sangat penting terutama dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah.

Hubungan antara sebelum dan sesudah saya mengikuti modul ini:

Sebelum mengikuti modul ini saya tidak pernah melihat sesuatu di sekitar saya dari segi positif. Pandangan saya selalu saja kurang. Artinya saya masih berpikir berbasis kekurangan atau deficit based approach. Contoh nyata ada di sekolah saya, saya merasa kurang SDM, kurang dari segi finansial, sarpras dan lainnya. Tidak pernah memandang semua yang kami miliki yang ada di sekitar kami adalah sebuah sumber daya atau kekuatan kami. Sehingga saya berkutat pada masalah utama, asyik mengidentifikasi kekurangan dan malah fokus mencari bantuan

Setelah mengikuti modul ini saya seperti dibukakan mata saya dan juga mata hati saya. Semua yang kami miliki yang ada di sekitar kami merupakan sumber daya, aset dan modal yang jika benar-benar memanfaatkan semua itu dengan optial maka akan mendapatkn hasil yang maksimal. Tidak perlu merasa kurang atau lemah. Semua dapat menjadi kekuatan untuk peningkatan pembelajaran di kelas dan di sekolah. Saya akan fokus pada aset, membayangkan masa depan, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya, merancang sebua rencana berdasarkan visi dan kekuatan serta melaksanakan rencana aksi yang sudah diproggramkan.

Pemikiran yang sudah berubah di diri saya setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini adalah dari berpikir berbasis kekurangan (Defisit Based Approach) berubah menjadi berpikir berbasis aset/ kekuatan (Asset Based Approach)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun