Penulis: Fitri Afina Radityani, S.Pi., M.Si. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) adalah konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Oksigen terlarut dalam air berasal dari hasil proses fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air lainnya dan difusi dari atmosfir.Â
Sedangkan dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai 0 (anaerobik). Semakin tinggi suhu akan mempengaruhi tingkat  kelarutan oksigen (Effendi 2000). kadar oksigen terlarut di perairan dimanfaatkan untuk respirasi dan untuk proses perombakan bahan organik. Konsentrasi oksigen terlarut di perairan berkurang dengan bertambahnya kedalaman.Â
Hal ini disebabkan proses fotosintesis semakin berkurang dan oksigen digunakan untuk pernafasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik (Mujiati 2006 in Effendi 2000). Sehubungan dengan oksigen ini Sedana dalam Pamungkas (2003) in Effendi (2000) menyatakan bahwa oksigen terlarut yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan organisme akuatik adalah di atas 5 mg/L.
Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting karena dibutuhkan oleh semua organisme untuk respirasi. Disamping itu oksigen terlarut dibutuhkan untuk dekomposisi bahan organik, sehingga jika ketersediaan oksigen di perairan berkurang atau sedikit akan berdampak pada budidaya KJA.
Oksigen sangat diperlukan untuk respirasi dan proses metabolisme ikan serta organisme perairan lainnya. Kadar oksigen terlarut di dalam perairan dipengaruhi oleh suhu perairan dan kadar garam yang terlarut dalam air. Turunnya oksigen di suatu perairan akan menghambat proses respirasi dan dapat menyebabkan kematian ikan secara masal (Cahyono 2001 in Effendi 2000).
Tabel 1. Hubungan antara kadar Oksigen terlarut jenuh dengan suhu pada tekanan udara 1atm.
Suhu (oC)
Kadar Oksigen terlarut (mg/L)
Suhu (oC)
Kadar Oksigen terlarut (mg/L)