Isu climate change (perubahan iklim) beberapa dekade ini sering digambar-gemborkan oleh seluruh negara di dunia. Desas-desus tersebut bukan hanya kabar burung semata, melainkan memang ada nyatanya, seperti ancaman ibukota Indonesia yang akan tenggelam dalam kurung waktu sepuluh tahun ke depan.
Bermula dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNCC) yang melahirkan Perjanjian Paris pada tahun 2015, sebagai bentuk persetujuan internasional tentang perubahan iklim yang berusaha menahan kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat celcius dan membatasi kenaikan suhu menjadi 1,5 derajat celcius. Perjajian ini diadopsi oleh 196 negara, sebagaimana Indonesia menjadi salah satu pihak yang telah menandatangani dan meratifikasi dalam hukum nasional melalui UU Nomor 16 Tahun 2016.
Sayangnya, ambisi tersebut belum juga terwujud, bahkan tak jarang media mengatakan bahwa kebijakan iklim di Indonesia tidak serius. Hal ini bukan tanpa sebab, mengingat sudah tujuh tahun semenjak Perjanjian Paris dibuat, beban penurunan emisi sektor energi dibiarkan longgar meski tren delapan tahun kedepan. Situasi memprihatinkan ketika agenda pembangunan Indonesia selama ini cenderung berfokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dimana keadilan sosial dan kesehatan lingkungan belum sepenuhnya diperhatikan.
Studi literatur mengungkapkan, pekerjaan akan semakin habis, jika tidak segera beralih ke green jobs. Dengan adanya investasi hijau sebesar 2 persen, mampu menghasilkan penciptaan green jobs sebanyak 4.691 di sektor energi, 1.891.296 green jobs di sektor pertanian, dan 2.313.479 green jobs disektor kehutanan, yang tersebar di semua jenis green jobs, serta dengan adanya penciptaan green jobs di Indonesia ternyata mampu menjadi solusi bagi dua permasalahan sekaligus, yakni masalah ketenagakerjaan dan masalah lingkungan.
Singkatnya, green jobs merupakan jenis pekerjaan yang layak dan ramah lingkungan. Beberapa jenis pekerjaan di Indonesia yang masuk ke dalam kategori green jobs antara lain seperti ecopreneur, desainer fesyen berkelanjutan, teknisi panel surya, konsultan energi, pemandu wisata ekoturisme, start up waste management, start up energi terbarukan, content creator, dsb. Green jobs diprediksi akan semakin berkembang ke depannya, hal ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yang harapannya pemerintah lebih serius dalam masalah ini.
Itulah sebabnya green jobs dapat menjadi hero (pahlawan) ekonomi di masa depan. Transformasi energi bukanlah sesuatu yang menakutkan lagi, masyarakat tak perlu lagi cemas akan kehilangan pekerjaan, sebaliknya lapangan pekerjaan akan bertambah dengan adanya green jobs, disisi lain dukungan pemerintah turut diperlukan dalam rangka mendukung agenda transformasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H