Suatu saat saya dikirimi oleh teman kuliah saya tentang artikel berjudul Rich Weber ditulis oleh Dahlan Iskan pada kolom perespektif Koran Jawapos.  Lalu teman saya bertanya  apa yang saya tangkap setelah membaca tulisan itu.Â
Lalu saya menjawab isu tulisan tersebut berisi isu finansial keluarga. Membandingan relasi finansial anak dan orang tua dari sudut pandang timur dan barat. waktu itu saya seketika menjawab tapi sebagai umat islam kita beda karena ada agama yang mengatur.
Tulisan tersebut memang disampaikan dengan sudut pandang  pak Dahlan Iskan tidak sedang mengeluarkan statement namun dengan cerita tentang seorang pensiunan yang bernama Rich Weber ,seorang warga Negara Amerika serikat, tentang bagaimana dia menyiapkan pensiunya, menghabiskan masa pensiunya, dan tentang bagimana orang Amerika mengatur masalah waris dan relasi finansial antara anak dan orang tua.Â
Dalam artikel tersebut juga disinggung tentang bagaimana orang cina mengatur masalah finansial anak-orang tua.
Saya akan menceritakanya sedikit, ketika anak berusia 10 atau 11 tahun  orang Amerika menyampaikan pada anaknya bahwa mereka akan membiayai anaknya sampai pada tingkat college (D2) hal tersebut dapat disampaikan lebih dari sekali bisa sampai setahun tiga kali. Dengan itu anak akan tahu bahwa pada usia 20 anak harus berusaha mandiri, menghasilkan uang sendiri.Â
Setelah itu orang tua akan menyiapkan pensiunnya supaya nanti ketika tua tidak merepotkan anak. Orang tua berhak menikmati waktunya jalan- jalan, menikmati ketenangan atau hal hal yang disukai.
Setelah usia 20 anak tidak bisa begitu mudahnya  meminta uang pada orang tua. Jika harus meminta bantuan itu dalam kondisi darurat dan sifatnya hutang misalnya ketika membeli rumah atau KPR dan uangnya kurang sedikit.Â
Jika anak tidak mampu membayar utangnya akan dipotongkan dengan warisanya. Warisan adalah hak orang tua mutlak yang diatur dengan wasiat yang tidak dapat diganggu gugat.Â
Hampir semua orang amerika meninggal meninggalkan wasiat dan tiap anak memiliki satu kopi. Jika suami meninggal maka warisan akan jatuh ketangan istri baru ketika istri meninggal maka warisan akan jatuh ketangan anak.
Sedangkan dalam budaya cina  dalam artikel disebutkan orang tua sibuk bekerja untuk membiayai anaknya dan sampai tua menyimpan kekayaan juga untuk anaknya.Â
Namun,karena semua waktu dihabiskan untuk anaknya ketika tua muncul masalah oarang tua yang tidak terima karena anaknya dianggap tidak cukup berbakti dan disisi lain anak sudah merasa berbakti. Tentu saja tidak semuanya, pada artikel asli hal ini juga disebutkan.