Mohon tunggu...
Fitri Endah Pratiwi
Fitri Endah Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Mother and Freelancer

Freelancer dan Ibu rumah tangga yang ingin terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Isu Mengatur Waktu bagi Para Ibu

12 Maret 2022   23:19 Diperbarui: 12 Maret 2022   23:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul ini mungkin terdengar sepele bagi bagi yang kurang faham tentang dunia keibuan. Saya jadi teringat sebuah buku bahasa Itali yang pernah saya pelajari dulu sekali ketika masih single di bagian perkenalan ada satu karakter yang memper kenalkan diri "Io lavoro molto sono cassalingga" artinya saya bekerja banyak sekali saya adalah ibu rumah tangga. Waktu itu sebagai singgle saya belum begitu paham arti kalimat diatas, barulah setelah menikah dan berputra saya menjadi paham.

Pekerjaan rumah tangga terutama bagi yang sudah berputera/putri memang tidak sedikit. Mulai dari pekerjaan domestik seputar dapur, higienitas rumah, pakaian sampai dengan urusan anak dan sekolah.

Bagi ibu pekerja penuh waktu hampir pasti akan menggunakan jasa day care atau pembantu rumah tangga, atau jika nenek dirumah bersedia akan sedikit banyak dimintai bantuan urusan mengurus si kecil.

Naluri keibuan dan keistrian memang membuat para istri dan ibu cenderung lebih memperhatikan anak-anak dan suami dari pada mereka sediri.

Namun bagaimana jika ibu ingin lebih berkembang secara kemampuan dan karir atau bahasa keren-nya adalah self development. Bagaimana self development tetap berjalan tapi anak tetap terurus. Itu adalah pergolakan batin saya, dan artikel self help ini semoga membantu. Tips ini dihimpun dari berbagai sumber bagi para ibu yang ingin berkembang  sebagai work at home mom atau casual worker (pekerja paruh waktu).

 1. Buat jadwal rutin
 Jadwal menjadi penting untuk  menyelesaikan pekerjan yang punya batasan waktu misalnya jadwal anak berangkat sekolah, jadwal anak belajar, dan bermain. Jadwal menjadi penting agar ibu dapat menentukan saat apa dia bisa bekerja diluar waktu kritis tersebut.

 2.  Buat skala prioritas
Jika ibu adalah pekerja profesi misalnya penerjemah, proofreader atau penulis lepas bisanya juga memiliki deadline. List pekerjaan kita. Prioritaskan pekerjaan dengan deadline lebih awal sehingga kita bisa mengurangi resiko terlewat deadline.

 3.  Tentukan dan Perjuangkan waktu produktif.
 Waktu produktif adalah waktu dalam sehari dimana kita merasa sangat prima sehingga biasanya pada waktu tersebut ide mengalir dengan lancar. Perjuangkan waktu ini. Untuk saya misalnya waktu emas adalah pagi hari namun waktu itu bertabrakan dengan anak sekolah oleh sebab itu berarti saya harus bangun lebih pagi atau harus mencicil pekerjaan domestik pagi pada malam sebelumnya atau hari sebelumnya sehingga pada pagi kegiatan menjadi lebih minim dan saya bisa lebih banyak bekerja atau belajar.
 
Jika waktu prima adalah dini hari atau malam hari pastikan kita bisa mencuri waktu istirahat pada siang harinya plus jangan lupa setel jam weker.
 
 4. Mulai lebih awal
Ini sebuah keharuasan bagi ibu- ibu. Saya ingat waktu studi S2 mulai lebih awal akan sangat membantu. Jika para single bisa menyelesaikan tugas dalam 3 hari berarti ibu-ibu harus start minimal seminggu sebelumnya karena dengan profesi tambahan ibu akan banyak selingan-selingan menggemaskan (insyallah berpahala) yang akan dihadapi.

 4. Minimalisir atau hilangkan gangguan
Musuh terbesar saat ini bagi saya pribadi adalah smart phone khususnya sosial media dan video platform. Keduanya sama-sama si penyedot waktu. Tanpa mengecek sosial media satu pekerjaan bisa selesai dalam waktu 30 menit tapi plus sosmed bisa jadi 2 atau bahkan 3 kali lipat lebih lama. Jadi, lets disenggange with this, mute notification, uninstal messanger, dan update sesekali saja.

 5. Rayakan keberhasilan kita
 Selepas berhasil menyelesaikan pekerjaan atau target pribadi dengan baik dan tepat waktu  maka rayakanlah. Reward penting untuk mengharagai diri kita dan kerja keras kita. Reward juga penting untuk memperbaharui semangat sehingga ibu-ibu plus plus dapat bekerja maksimal.

Reward tidak harus ribet hal sederhana juga bisa menjadi reward menyenangkan. Misalnya menyisihkan waktu membaca buku yang diinginkan, makan diluar, atau produk kecantikan baru.

Demikian tips dari saya. Sama-sama belajar menjadi lebih maksimal di semua aspek hidup. Good luck for you and for me!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun