Mohon tunggu...
Fitri
Fitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasisswa

Menjadi diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila dalam aksi : Lima langkah manyatukan indonesia ditengah keragaman

23 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   17:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis dan Editor :  Fitri (241011500147)
Mata Kuliah : Dasar Negara Pancasila
Dosen Pengampu : Dr. Herdi Wisman Jaya, S.pd., M.H.
Kelas : 01PPKM001
Reguler : B
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan nilai-nilai Pancasila bukan hanya teori, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Lima sila yang terkandung dalam Pancasila memberikan pedoman yang jelas untuk menjalani hidup berdampingan dalam keberagaman, baik dalam aspek sosial, budaya, maupun agama. Setiap sila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menyimpan makna mendalam yang bisa diterjemahkan dalam setiap aktivitas masyarakat (Wibowo, 2017).

Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," mengajarkan pentingnya toleransi antarumat beragama. Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, penghargaan terhadap perbedaan keyakinan adalah hal yang sangat vital. Toleransi tidak hanya sebatas toleransi dalam beragama, tetapi juga mencakup penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh oleh setiap individu. Dalam konteks modern ini, prinsip tersebut menjadi landasan dalam memperkuat persatuan di tengah keberagaman (Purwanto, 2019). Oleh karena itu, dengan saling menghargai perbedaan, Indonesia dapat menjaga keharmonisan yang telah terjalin selama ini.

Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mengingatkan kita tentang pentingnya menjunjung tinggi hak asasi manusia. Dalam setiap interaksi sosial, kita dituntut untuk memperlakukan orang lain dengan adil dan beradab, tanpa memandang suku, ras, atau status sosial. Sikap ini tidak hanya berlaku dalam hubungan antarindividu, tetapi juga dalam kebijakan publik yang menyentuh kehidupan masyarakat luas. Dalam dunia yang semakin terbuka dan global ini, rasa empati dan keadilan menjadi kunci utama dalam membangun kehidupan yang damai dan sejahtera (Suryana, 2020). Dalam aplikasi praktisnya, ini berarti setiap keputusan yang diambil harus mempertimbangkan kepentingan semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.

Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," adalah sila yang paling relevan dalam menjaga kerukunan di tengah perbedaan. Pancasila mengajarkan bahwa keberagaman, baik itu agama, suku, ataupun budaya, justru merupakan kekuatan bagi bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu terus memupuk semangat kebersamaan, mengesampingkan perbedaan yang mungkin ada, dan berfokus pada tujuan bersama untuk kemajuan bangsa. Hal ini sangat penting, mengingat potensi perpecahan yang bisa muncul dari perbedaan pandangan dan kepentingan. Namun, dengan menjaga semangat persatuan, Indonesia dapat berkembang menjadi negara yang lebih kuat dan maju (Yuliana, 2020).

Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," mengajarkan kita untuk selalu mengambil keputusan secara bersama-sama melalui musyawarah. Prinsip ini bukan hanya berlaku dalam struktur pemerintahan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita dihadapkan pada suatu masalah atau tantangan, penting untuk mendengarkan suara setiap pihak yang terlibat, berkomunikasi dengan baik, dan mencari solusi terbaik yang bisa diterima bersama. Musyawarah dan mufakat, dalam arti sesungguhnya, adalah salah satu cara untuk mencapai keseimbangan dalam masyarakat yang majemuk (Pratama, 2021).

Terakhir, sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," mengingatkan kita untuk memperjuangkan keadilan di segala aspek kehidupan. Penerapan sila ini sangat relevan dengan tantangan zaman sekarang, di mana ketimpangan sosial dan ekonomi masih menjadi masalah besar. Pancasila mengajarkan bahwa keadilan harus ditegakkan tidak hanya dalam hukum, tetapi juga dalam distribusi kekayaan dan kesempatan. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum dan memperoleh hak-hak sosial yang setara (Suryanto, 2019).

REFERENSI

Wibowo, A. (2017). Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari. Jurnal Pendidikan Pancasila, 12(3), 45-56.

Purwanto, T. (2019). Gotong Royong dalam Masyarakat Indonesia: Implementasi Nilai Pancasila. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, 8(1), 78-89.

Suryana, Y. (2020). Peran Pendidikan Karakter dalam Membentuk Warga Negara yang Berkarakter. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 15(2), 90-102.

Yuliana, F. (2020). Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bermasyarakat. Jurnal Kebijakan Sosial, 10(4), 33-48.

Pratama, H. (2021). Musyawarah sebagai Solusi dalam Mencapai Kehidupan Berkeadilan. Jurnal Kewarganegaraan, 14(2), 67-80.

Suryanto, H. (2019). Pancasila dan Keadilan Sosial bagi Semua . Jurnal Hukum dan Keadilan, 13(5), 56-70.

pancasila dalam aksi: lima langkah menyatukan indonesia di tengah keragaman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun