Sang Kiyai Muda, berdiri gagah perkasa,
Di pesantren, dia menggenggam pedang ilmu.
Dalam lautan kebodohan yang mengancam,
Dia tancapkan panah ilmu, memecahkan kegelapan.
Dengan semangat muda dan tekad yang teguh,
Kiyai memimpin, membimbing, tak kenal lelah.
Mengajar santri, buka pintu cahaya,
Menyingsingkan tirai kebodohan, meraih harapan.
Dia merangkul buku dan peradaban,
Menghapus debu kebodohan dari benak santri.
Kiyai Muda, dia adalah pilar harapan,
Membentuk generasi cerdas, tanpa ragu dan lari.
Di bawah pohon rindang, dia berbicara,
Mengajarkan pemikiran kritis dan semangat berjuang.
Membela kebenaran, menghadapi kezaliman,
Sang Kiyai Muda, adalah panutan dalam pertempuran.
Melawan fanatisme dan dogma sempit,
Kiyai menyemai bijak, menjauhkan prasangka.
Dia membantu merawat dunia yang saling cinta,
Menghapus perbedaan, memupuk perdamaian.
Dalam perjuangannya, dia bertekad kuat,
Meluruskan pemahaman, mematahkan rantai kebodohan.
Kiyai Muda, penerang generasi masa depan,
Dengan sabar dan kasih, dia memimpin perubahan.
Di pesantren, ilmu dan kebenaran bersinar,
Berkat perjuangan Sang Kiyai Muda yang tulus.
Membasmi kebodohan, menuntun pada jalan yang benar,
Sang Kiyai Muda, cahaya dalam gelap yang kelam.
Puisi ini adalah penghormatan kita,
Untuk Sang Kiyai Muda yang berani dan tulus.
Semoga perjuangannya selalu berbuah keberhasilan,
Mencerahkan generasi, membasmi kebodohan dan kegelapan.
Dalam perjalanannya, Kiyai Muda menghadapi badai,
Dalam bentuk ketidaksetujuan dan rintangan yang muncul.
Namun, dia tidak pernah menyerah atau berpaling,
Karena misinya adalah melawan kebodohan, tegas dan bulat.
Dia membangun jembatan antara tradisi dan modernitas,
Menggabungkan nilai-nilai pesantren dengan ilmu pengetahuan.
Kiyai Muda adalah pelopor perubahan positif,
Membimbing generasi untuk memandang masa depan dengan keyakinan.