Boyolali (10/02/2022) -- Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan asupan gizi kronis terutama pada masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Balita yang mengalami stunting memiliki risiko terjadinya penurunan kemampuan intelektual, penurunan produktivitas, peningkatan penyakit degeneratif dan rentan terkena penyakit infeksi akibat daya tahan yang menurun.
1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun. Periode ini disebut dengan periode keemasan. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak didalam kandungan, memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI tepat waktu, adekuat, aman dan higienis, serta diberikan secara responsif. Selain itu, diperlukan pemantauan tiap bulan untuk mengetahui tumbuh kembang anak dengan membawanya ke posyandu.
Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan nomor 2 terkait percepatan pengurangan stunting, maka diperlukannya upaya untuk pencegahan terjadinya stunting. Dalam mewujudkan SDGs, mahasiswa KKN Undip Fitri Yani Pujiastuti (22) memberikan sosialisasi upaya pencegahan stunting kepada para ibu hamil di Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali pada senin (24/01/2022). Sosialisasi yang diberikan pada kelas ibu hamil berupa pentingnya pemenuhan gizi anak pada masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Â Pelaksanaan sosialisasi dilakukan di Balai Desa Mojolegi dan dikemas dalam bentuk kelas Ibu Hamil dengan tema "Ibu Hebat, Bayi Sehat Guna Cegah Stunting". Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi menggunakan media power point dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Selanjutnya, pada akhir kegiatan para peserta dibagikan buku saku yang berisi ringkasan materi yang sebelumnya sudah disampaikan. Adapun materi yang disampaikan meliputi gizi pada ibu hamil, pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI).
Upaya lanjutan yang dilakukan mahasiswa KKN Undip yaitu mengikuti kegiatan posyandu guna melakukan pendampingan kepada para kader di Desa Mojolegi. Harapan dengan adanya pendampingan yaitu kader posyandu dapat melakukan pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan dengan tepat sebagai langkah dalam mendeteksi kejadian stunting. Pendampingan kader posyandu dilakukan pada bulan Januari 2022 di beberapa dukuh yang ada di Desa Mojolegi, seperti Dukuh Taruban, Dukuh Puluhkadang, Dukuh Godegan, Dukuh Santren, Dukuh Surobayan, Dukuh Mlaten, Dukuh Mojolegi dan Dukuh Mangunrejan.Â
Program ini disambut baik oleh ibu-ibu hamil di Desa Mojolegi karena banyak dari ibu-ibu yang hadir belum pernah mendapatkan informasi terkait langkah pencegahan stunting dapat dilakukan sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
"Materi yang diberikan sesuai dengan keadaan dan kondisi ibu-ibu hamil mbak, dan materi yang diberikan bagus, bisa buat nambah wawasan ibu-ibu hamil di Desa Mojolegi", tutur  ibu Dwi Suryani selaku bidan desa
Penulis    : Fitri Yani Pujiastuti
Editor     : Abdi Sukmono, S.T., M.T,.