Mohon tunggu...
Safrida Fitri Nasution
Safrida Fitri Nasution Mohon Tunggu... Lainnya - Seberapa banyak engkau menulis, pada akhirnya akan membaca

Anak desa, terlahir dari keluarga miskin, namun berkecukupan dengan rasa syukur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Gaya Hidup Menjadi Beban: Anak Muda dan Tantangan Keuangan

11 Januari 2025   13:20 Diperbarui: 11 Januari 2025   13:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://images.app.goo.gl/7u16F6ME9e778ThY7

Era modern membawa banyak perubahan dalam pola hidup masyarakat, terutama bagi anak muda. Dengan berkembangnya teknologi dan media sosial, gaya hidup kini menjadi salah satu topik yang paling mencuri perhatian. Namun, di balik kilauan tren dan popularitas, banyak anak muda terjebak dalam fenomena "lebih gaya daripada kaya," yang akhirnya menjadi beban keuangan.

Gaya Hidup di Era Media Sosial

Media sosial telah menjadi panggung besar untuk menampilkan gaya hidup ideal. Banyak anak muda merasa terdorong untuk menunjukkan citra yang sempurna: pakaian bermerek, liburan mewah, gadget terbaru, hingga makanan di kafe kekinian. Sayangnya, demi memenuhi ekspektasi ini, tak jarang mereka mengorbankan kondisi finansial mereka.

Tren seperti ini seringkali dipengaruhi oleh fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Anak muda merasa takut ketinggalan momen untuk mengikuti tren yang sedang viral. Akibatnya, mereka rela mengeluarkan uang di luar kemampuan demi tetap relevan di lingkaran pergaulan mereka.

Pendapatan vs. Pengeluaran

Salah satu masalah utama adalah ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Banyak anak muda yang masih berada di awal karier, dengan pendapatan terbatas, namun memiliki pengeluaran yang tinggi untuk memenuhi gaya hidup mereka. Bahkan, sebagian besar tidak memiliki rencana keuangan yang matang. Hutang konsumtif, seperti menggunakan kartu kredit atau layanan pay later, menjadi solusi instan yang justru memperburuk kondisi finansial mereka.

Dampak Jangka Panjang

Ketika gaya hidup menjadi prioritas, dampak jangka panjangnya bisa sangat merugikan. Berikut beberapa konsekuensi yang sering terjadi:

  1. Terjebak dalam Utang
    Hutang yang terus menumpuk karena gaya hidup konsumtif dapat menghambat kemampuan finansial di masa depan.

  2. Minimnya Tabungan dan Investasi
    Fokus pada pengeluaran untuk hal-hal konsumtif sering kali membuat anak muda lupa untuk menabung atau berinvestasi.

  3. Stres Finansial
    Ketidakmampuan mengelola keuangan dapat memicu stres yang berujung pada masalah kesehatan mental.

Mengelola Gaya Hidup dan Keuangan

Untuk menghindari gaya hidup yang menjadi beban, anak muda perlu belajar mengelola keuangan dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Tentukan Prioritas
    Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting.

  2. Buat Anggaran
    Tetapkan batas pengeluaran bulanan, termasuk alokasi untuk menabung dan investasi.

  3. Hindari Utang Konsumtif
    Jika harus berutang, pastikan itu digunakan untuk hal-hal produktif, bukan sekadar memenuhi gaya hidup.

  4. Bijak Menggunakan Media Sosial
    Kurangi membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Ingat, apa yang terlihat sempurna belum tentu mencerminkan kenyataan.

  5. Tingkatkan Literasi Keuangan
    Pelajari cara mengelola uang, berinvestasi, dan mempersiapkan dana darurat.

Nb: Gaya hidup adalah pilihan, namun pilihan itu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan. Anak muda memiliki potensi besar untuk mencapai kesuksesan finansial jika mampu mengelola keuangan dengan bijak sejak dini. Jangan biarkan gaya hidup menjadi beban yang menghambat masa depan. Ingatlah, kebahagiaan sejati tidak hanya diukur dari penampilan, tetapi juga dari kestabilan dan ketenangan dalam menjalani hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun