Mohon tunggu...
Fitri Ratna S
Fitri Ratna S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pengabdian Masyarakat Berbasis Potensi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Penyuluhan PMBP UIBU di SMP PGRI Jabung Tanamkan Pentingnya Pendidikan dan Hindari Pernikahan Dini

1 Juli 2024   14:02 Diperbarui: 1 Juli 2024   15:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang, Jawa Timur - Tim pengabdian Masyarakat Berbasis Potensi (PMBP) Arkananta, yang merupakan sekelompok mahasiswa dari Universitas Insan Budi Utomo Malang, di bawah bimbingan dosen Hernina Dewi Lestari, M.Pd dan Jasuli Samsuni, M.Pd, telah melaksanakan kegiatan penyuluhan di SMP PGRI Jabung, Kabupaten Malang, dengan tujuan memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kegiatan ini diadakan sebagai tanggapan atas ungkapan kepala sekolah, Riyadi, S.Pd., yang turut prihatin dengan fenomena  siswa yang memilih bekerja atau menikah dini setelah lulus SMP.

Pernikahan dini merupakan masalah sosial yang masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Malang. Data dari BPS juga menunjukkan bahwa di tahun 2022, terdapat 3.200 kasus pernikahan dini di Kabupaten Malang, dengan Jabung menyumbang sekitar 20% dari angka tersebut. Ini berarti sekitar 640 pernikahan dini terjadi di Jabung, angka yang cukup tinggi untuk sebuah kecamatan kecil.

Menurut laporan BPS Kabupaten Malang tahun 2023, terdapat peningkatan sebesar 15% dalam angka pernikahan dini dibandingkan tahun sebelumnya. Wilayah Jabung menjadi salah satu daerah dengan kasus terbanyak, di mana 1 dari 5 pernikahan yang tercatat melibatkan pasangan di bawah usia 18 tahun

Di lingkungan pedesaan seperti di SMP PGRI Jabung, terdapat kecenderungan siswa untuk tidak melanjutkan Pendidikan ke Tingkat SMA atau SMK. Terdapat siswa yang lebih memilih untuk bekerja atau menikah dini, karena dipengaruhi oleh lingkungan dan pandangan Masyarakat setempat. Faktor - faktor seperti ekonomi keluarga, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, dan tekanan sosial berkontribusi pada keputusan ini.

"Banyak siswa kami yang memilih untuk menikah setelah lulus SMP karena tekanan dari keluarga dan lingkungan. Hal ini sangat memprihatinkan karena mereka kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan mengembangkan diri," ujar Riyadi, S.Pd., beliau berharap bahwa dengan adanya kegiatan ini, siswa dapat terinspirasi untuk memiliki pandangan yang lebih luas tentang masa depan mereka.

Dok Tim PMBP Arkananta
Dok Tim PMBP Arkananta

Kelompok PMBP Arkananta, yang terdiri dari Vanisa Ajeng Saputri dan Fitri Ratna Sari dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Mihwatul Nurika dari Prodi Pendidikan Matematika, Nugroho Joyowongso dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Viktor Taning dari Prodi PJKR, merespons permintaan ini dengan mengadakan penyuluhan berbasis pemutaran film.

Menurut penelitian terbaru, penggunaan media visual seperti film dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa (Effendi, 2021; Susanti & Haryanto, 2020). Selain itu, studi oleh Wahyuni & Prasetyo (2019) menunjukkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan reflektif siswa. Hal ini penting dalam konteks pendidikan di daerah pedesaan, di mana akses terhadap sumber belajar yang bervariasi sering kali terbatas. Dengan memanfaatkan media seperti film, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan mendalam.

Film berjudul "Titip Rindu Buat Ayah" dipilih untuk diputar di hadapan siswa kelas 7, 8, dan 9. Film ini mengisahkan perjuangan seorang ayah yang mendorong putrinya yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan meski dalam keterbatasan ekonomi. Pemutaran film ini bertujuan untuk menggugah dan memotivasi siswa agar menyadari pentingnya melanjutkan pendidikan.

"Media pemutaran film inspiratif dapat menjadi penunjang untuk meningkatkan keaktifan siswa dan motivasi belajar siswa," jelas Vanisa Ajeng Saputri.

Setelah pemutaran film, diadakan sesi diskusi interaktif untuk menggali pemahaman siswa dan menekankan pesan penting dari film tersebut. Sesi ini memberikan ruang bagi siswa untuk menyampaikan pandangan mereka dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan. Hasil diskusi menunjukkan bahwa banyak siswa merasa terharu dan termotivasi untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Sebagai contoh, seorang siswa kelas 8, Firsa, menyatakan, "Setelah menonton film ini, saya mau jadi perawat aja, gajadi mau nikah dulu, biar tunangan saya menunggu dulu."

Susanti & Haryanto (2020) menekankan bahwa film dapat menyampaikan pesan yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami, sehingga siswa dapat lebih terlibat secara emosional dan intelektual. Penelitian ini mendukung efektivitas metode yang digunakan oleh kelompok PMBP Arkananta dalam kegiatan penyuluhan ini.

Hasil dari kegiatan penyuluhan ini menunjukkan bahwa media film efektif dalam menyampaikan pesan penting tentang pendidikan. Cerita yang emosional dan relevan memudahkan siswa untuk memahami dan merasakan dampak positif dari melanjutkan pendidikan. Selain itu, sesi diskusi setelah penayangan film memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dan mendalami pesan yang disampaikan.

"Kami melihat siswa sangat terlibat dalam diskusi dan banyak dari mereka yang mulai berpikir ulang tentang rencana mereka setelah lulus SMP," ungkap Fitri Ratna Sari.

Secara keseluruhan, kegiatan penyuluhan ini berhasil mencapai tujuannya untuk memotivasi siswa melanjutkan pendidikan setelah lulus dari SMP.

"Kami merekomendasikan agar kegiatan serupa dilakukan secara berkala untuk terus mengingatkan siswa tentang pentingnya pendidikan dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan," kata Vanisa Ajeng Saputri.

Dengan dukungan dan motivasi yang konsisten, diharapkan siswa dapat lebih fokus pada pendidikan mereka dan menghindari pernikahan dini yang dapat menghambat perkembangan mereka. Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mengubah pandangan siswa tentang pentingnya pendidikan dan memberikan mereka harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

Studi Andriani & Suryadi (2022) juga mendukung perlunya kegiatan penyuluhan yang berkelanjutan. Menurut mereka, penyuluhan berkelanjutan dan dukungan moral dari pihak sekolah serta komunitas dapat membentuk mindset positif terhadap pendidikan.

Pengalaman PMBP Arkananta di SMP PGRI Jabung menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, seperti penggunaan film inspiratif dan diskusi interaktif, siswa dapat dibantu untuk menyadari potensi diri mereka dan pentingnya pendidikan dalam mencapai masa depan yang lebih baik.

Referensi

  1. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. (2023). Statistik Perkawinan Kabupaten Malang Tahun 2022. Diakses dari situs web resmi BPS Kabupaten Malang.
  2. Riyadi, S.Pd. (2023). Wawancara Kepala Sekolah SMP PGRI Jabung mengenai Pernikahan Dini. Wawancara dilakukan pada Maret 2023
  3. Effendi, A. (2021). Pengaruh media film terhadap motivasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 10(2), 123-134.
  4. Susanti, R., & Haryanto, B. (2020). Penggunaan media film dalam pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(1), 45-59.
  5. Wahyuni, E., & Prasetyo, D. (2019). Peran media audiovisual dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah pedesaan. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 15(3), 67-78.
  6. Andriani, T., & Suryadi, Y. (2022). Studi tentang penggunaan film edukatif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan akademik siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 21(2), 233-247.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun