Mohon tunggu...
Fitri AqillaZalfa
Fitri AqillaZalfa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

TETAP SEMANGAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Negatif Bullying terhadap Perkembangan Saraf Otak Anak

21 Desember 2021   17:26 Diperbarui: 21 Desember 2021   17:33 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Fitri Aqilla Zalfa (12011222806)

Abstrak

Kasus bully di Indonesia terlihat sangat jelas, banyak anak-anak yang putus sekolah karena kasus bully di sekolah mereka.  Para orang tua tidak konsisten dalam mengurus anaknya sehingga terciptalah bully di sekolah sang anak, itu sangat tidak baik untuk perkembangan saraf otak anak yang di bully,  apa yang dia dapati di sekolah dengan dia membully teman-teman nya pasti akan sangat berdampak buruk bagi hidupnya.

Pembahasan

Pengaruh-pengaruh dari bully sangat lah besar, seperti yang kita ketahui bully adalah tindakan kekerasan atau seksualitas yang sering terjadi pada anak-anak, remaja dan orang dewasa sekalipun, hal itu juga dapat menurunkan konsentrasi anak dan juga dapat menurunkan perkembangan saraf otak anak yang di bully. Hal ini mengakibatkan konsentrasi anak menurun, sehingga ia mudah ketakutan dan gagal fokus dalam melakukan pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Dan kemampuan berpikir anak yang berdasarkan saraf otak anak akan lebih susah menangkap ilmu yang dia dapat dari sekolah, jadi misalkan saraf otak anak tidak berfungsi pasti anak tidak akan berkonsentrasi untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, anak akan malas untuk pergi bersekolah, anak juga akan malas menjumpai teman-teman nya serta guru-gurunya di sekolah dan yang pasti anak yang membully teman-teman nya tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan bullying yang ia lakukan terhadap teman-temannya tersebut. Dengan itu orang tua harus mendampingi anak-anaknya saat bermain gadget karena dari situ sang anak dapat mencontoh sesuatu yang tidak baik dan juga supaya sang anak tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi disekitar atau di lingkungannya.

Contohnya saja seperti kasus bullying yang beberapa waktu lalu viral di media sosial. Kasus ini berada di Kota Pontianak di mana siswa SMK Negeri 01 Kota Pontianak mengalami kejadian bullying yang dilakukan oleh teman-temannya.

Bullying yang dilakukan membuat korban harus mengalami amputasi pada jari tengahnya. Polisi pun telah melakukan penyidikan lebih lanjut mengenai kasus bullying tersebut.

Kapolresta Pontianak Kota menyatakan bahwa sebelumnya korban juga pernah diangkat beramai-ramai dan dibanting di paving pada saat jam istirahat. Tindakan bullying yang terjadi beberapa waktu lalu ini cukup menyita banyak perhatian dari masyarakat Indonesia. Selain kasus tersebut , masih banyak kasus bullying lainnya.

Dengan banyaknya kasus yang terjadi sayangnya tidak diimbangi dengan pemberian sanksi dari pihak sekolah terkait. Pihak sekolah terkadang tidak memberikan sanksi yang berat bagi pelaku bullying tersebut. Pihak pemerintah juga harus melakukan tindakan agar kasus bullying juga tidak terus menerus terjadi.

Tidak hanya di Indonesia, Kasus bully terbesar berada di Korea Selatan yang memilki kasus bullying terparah sampai-sampai korban yang dibully pada saat itu langsung memilih bunuh diri, kasus bullying di Korea Selatan tidak hanya soal fisik melainkan struktur ekonomi. Jadi demi menjaga kesehatan saraf otak anak saat pertumbuhan karena kasus bully tersebut  peran keluarga sangat menjaga serta membina atau membimbing anak ke jalan yang lebih terarah, contohnya melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Kesimpulan

Peran orang tua sangatlah besar kepada pengaruh anak-anaknya, misalkan apa yang anak contoh di rumah pasti dia akan bawa ke sekolah, contohnya orang tua sering berkata kasar kepada anaknya di rumah pasti itu tidak akan berdampak baik bagi sang anak, anak akan membawa sifat orang tuanya, apa yang orang tua lakukan dengan sang anak dengan berkata kasar tadi pasti. Jadi, kita sebagai orang tua harus membawa anak itu ke jalan yang terarah pasti anak akan meneladani sifat dari orang tuanya yang baik. Jadi, hal itu dapat kita lihat dari kasus yang terjadi di Indonesia maupun di negara-negara lain kasus bully itu sudah merajalela di dunia seharusnya kita sebagai orang tua harus lebih efektif dalam menjaga perilaku sang anak boleh menjerumuskan anak dalam perilaku yang tidak baik seharusnya anak itu dididik untuk menuntut ilmu di sekolah ah dengan baik kita sebagai orang tua harus mendampingi sang anak supaya tidak stres dalam pada kasus bully yang ada yang menimpa salah satu dari sang anak.

Daftar Pustaka

 Student Reports of Bullying, Results From the 2001 School Crime Supplement to the National Crime Victimization Survey, US National Center for Education Statistics

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun