Ada damai yang terusik oleh sebuah ketidaksengajaan
Ada kebenaran yang keberadaanya tidak dihiraukan
Karena pada awalnya semua baik-baik saja,
hingga akhirnya malapetaka dari sebuah rasa itu ada.
Saat riuh di hati harus terus tersembunyi
Sedangkan logika seolah mati suri
disaat itu pula aku kehilangan diri ini.
Aku kehilangan diriku yang dulunya mampu bertahan sendiri
Aku kehilangan diriku yang berani
Kini aku rapuh...
Aku terikat dengan anggapan seorang yang asing terhadapku
Kemudiku bukan lagi tentang apa yang nyaman olehku,
tapi apa yang dia sukai dariku.
Lagi-lagi aku kehilangan diriku
Aku lemah dengan sebuah rasa yang tidak disengaja
Aku kalah dengan rasa nyaman yang bermula dari sebuah percakapan
Aku tenggelam oleh senyum yang ia suguhkan pada semua orangÂ
dan yang paling menyakitkan,
semua rasa itu hanya berasal dan tertuju pada satu arah.
Hey diri, kembalilah pulang!
Sampai kapan rindu harus menunggu di depan pintu yang tertutup untukmu?
Jangan berusaha menjadi langit yang indah,
untuk ikan di lautan yang tidak pernah bisa melihatmu.
Kembalilah! dan jadi diriku yang dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H