Mohon tunggu...
Fitrarzky
Fitrarzky Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Jakarta tapi padahal di Ciputat

Seniman yang kurang berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme dalam Hubungan Internasional

21 Januari 2021   08:45 Diperbarui: 6 Desember 2022   11:22 4958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga adalah Normative Feminism. Perkembangan feminisme analisis dan empiris menjadi penyumbang terbesar masuknya feminisme kedalam studi hubungan internasional. Feminisme normatif menghubungkan secara keseluruhan level analisa dan menyatukannya dalam keseluruhan pemikiran feminisme dalam ilmu HI.

Ketiga bentuk feminisme ini menunjukan bahwa studi HI telah mengesampingkan aspek feminis dalam praktik dan teorinya. Feminis berargumen bahwa hubungan internasional yang konvensional telah membuat rancu pengetahuan kita tentang “hubungan” dan perubahan-perubahan yang selalu terjadi dalam dunia “internasional”. 

Dikotomi yang terjadi dalam studi HI adalah berbasis gender: mereka ditentukan oleh kekuatan, autonomi sebagai reaksi dan bukan hubungan, dan objektifitas yang kurang feminis. Feminisme diluar dan didalam kajian hubungan internasional akan secara terus menerus menambah pengetahuan normatif dan empiris kita sembari mengembangkan analisa gender untuk menghapuskan bias gender.

Feminisme telah menjadi penantang dari teori teori klasik yang sudah ada. Keberadaannya menambah luas dimensi dari studi hubungan internasional. Namun demikian, beberapa pengamat berpendapat bahwa hal ini tidak diperlukan karena hanya akan merusak inti dari studi hubungan internasional itu sendiri dengan menggemukan badan studi tersebut. Kesimpulannya adalah, Feminisme memang berbeda dengan pandagan klasik seperti realism dan liberalism yang berhubngan dengan fenomena-fenomena yang ada dalam HI. Namun penambahan prespektif dari feminisme juga tidak dapat dihiraukan. Feminisme juga menuntut konseptualitas yang jelas dari studi hubungan internasional sama seperti teori-teori post-positivisme lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun